Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Khawatir Lockdown, Bursa Eropa Anjlok ke Level Terendah Sejak Mei

Dilansir dari Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 2,95 persen ke level 342,17, level terendah sejak 22 Mei 2020. Selusuh sektor berakhir di zona merah, didorong sektor otomotif, konstruksi, dan pertambangan.
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa mengalami pelemahan terdalam sejak satu bulan terakhir menyusul kekhawatiran mengenai penerapan lockdown di sejumlah negara.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 2,95 persen ke level 342,17, level terendah sejak 22 Mei 2020. Selusuh sektor berakhir di zona merah, didorong sektor otomotif, konstruksi, dan pertambangan.

Sementara itu, indeks DAX Jerman ditutup anjlok 4,17 persen, indeks CAC Prancis melemah 3,37 persen, dan indeks FTSE 100 Inggris ditutup melemah 2,55 persen.

Seluruh indeks mengalami koreksi yang dalam setelah Jerman dan Prancis bersiap untuk kembali memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk menekan penyebaran virus corona.

Investor khawatir aksi jual yang terjadi pada bulan Februari akan terulang karena pembatasan pergerakan untuk mengekang meningkatnya kasus virus corona akan semakin ketat.

Sementara itu, pemilihan presiden AS dan negosiasi stimulus fiskal yang belum mencapai kesepakatan juga menambah ketidakpastian di pasar.

Kanselir Jerman Angela Merkel mencapai kesepakatan untuk membelakukan lockdown parsial selama satu bulan. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron bersiap untuk mengumumkan pembatasan yang lebih ketat yang diperkirakan mencakum penutupan sejumlah bisnis.

"Di Eropa, kekhawatiran utama adalah bahwa penerapan lockdown baru akan membatasi ekonomi, dan ini memengaruhi saham-saham siklis," menurut kepala perdagangan MPPM EK Guillermo Hernandez Sampere, seperti dikutip Bloomberg.

“Musim gugur dan musim dingin akan segera tiba. Kami tidak tahu kapan vaksin akan datang, investor tidak tahu bagaimana menangani situasi ini. Ketidakpaastian merupakan hal terburuk untuk pasar," lanjutnya.

Laporan kinerja emiten mampu menahan pelemahan indeks lebih lanjut. Saham Delivery Hero SE menguat setelah proyeksi pendapatan setahun penuhnya berada di atas konsensus.

Saham siklis berada di bawah tekanan karena putaran baru lockdown diperkirakan menghentikan pemulihan ekonomi dan merugikan sektor-sektor seperti perjalanan dan rekreasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper