Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fantastis, Laba Vale Indonesia (INCO) Naik 47.800 persen pada Kuartal III

Laba bersih Vale Indonesia berhasil tumbuh fantastis 47.800 persen menjadi US$76,64 juta pada kuartal III/2020, dibandingkan dengan periode kuartal III/2019 sebesar US$160.000.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk., berhasil membukukan pertumbuhan kinerja impresif pada kuartal III/2020 seiring dengan kenaikan harga komoditas nikel.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham INCO membukukan pertumbuhan pendapatan 12,74 persen menjadi US$571,02 juta pada kuartal III/2020 dari realisasi US$506,46 juta pada kuartal III/2019.

Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan bahwa operasional perseroan pada kuartal ketiga tahun ini berhasil lebih baik kendati di tengah pandemi Covid-19.

“Kami berhasil mengendalikan beban pokok pendapatan kami secara berkelanjutan pada kuartal ini dan, disaat yang bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel,” ujar Nico seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (29/10/2020).

INCO mencatat harga realisasi pada kuartal III/2020 lebih tinggi 13 persen dibandingkan harga realisasi harga pada kuartal II/2020. INCO mengirim sebesar 19.954 ton dengan pendapatan sebesar US$210,6 juta pada periode Juli-September 2020.

Selain itu, beban pokok pendapatan pada pada kuartal III/2020 ditekan dan hanya naik tipis sebesar 0,4 persen dari beban pokok pendapatan yang dikeluarkan pada kuartal II/2020.

Adapun, kenaikan konsumsi energi pada kuartal ketiga tahun ini seiring dengan  produksi nikel dalam matte yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya berhasil diimbangi dengan penurunan harga energi.

INCO mencatat konsumsi HSFO, diesel, dan batubara naik masing-masing sebesar 15 persen, 3 persen, dan 7 persen secara quarter on quarter (qoq), sedangkan untuk harga masing-masing energi mengalami penurunan sebesar 7 persen, 28 persen, dan 6 persen.

Dengan demikian, laba berish perseroan berhasil tumbuh fantastis 47.800 persen menjadi US$76,64 juta pada kuartal III/2020, dibandingkan dengan periode kuartal III/2019 sebesar US$160.000.

Di sisi lain, posisi kas setara kas INCO per 30 September 2020 berada di US$361,42 juta, naik dari posisi per akhir 2019 sebesar US$249,03 juta.

Nico menjelaskan bahwa kenaikan kas tersebut terutama disebabkan oleh penerimaan yang lebih tinggi dari para pelanggan.

“Vale akan terus melakukan kontrol yang hati-hati atas pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas,” papar Nico.

Adapun, INCO telah menyerap sekitar US$34,8 juta untuk belanja modal pada kuartal III/2020, sehingga pengeluaran dari tahun ke tahun menjadi US$104,5 juta.

Menurut Nico, perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing perseroan dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utama perseroan, yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting dan menjaga kelestarian bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper