Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antam (ANTM) Kaji Penambahan Kepemilikan Weda Bay

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dikabarkan tengah mempertimbangkan menambah kepemilikan saham terhadap PT Weda Bay Nickel (Weda Bay), usaha patungan antara Eramet SA dan Tsingshan Holding Group Co.
Foto udara aktivitas bongkar muat nikel di areal pabrik milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) mencatat pertumbuhan positif kinerja produksi unaudited komoditas feronikel pada periode triwulan ke-2 tahun 2020 sebesar 6.447 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau naik sebesar dua persen dibandingkan kuartal sebelumnya. ANTARA FOTO/Jojon
Foto udara aktivitas bongkar muat nikel di areal pabrik milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) mencatat pertumbuhan positif kinerja produksi unaudited komoditas feronikel pada periode triwulan ke-2 tahun 2020 sebesar 6.447 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau naik sebesar dua persen dibandingkan kuartal sebelumnya. ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk., berfokus pada ekspansi pengolahan mineral ke hilir yang memberikan nilai tambah positif dan perluasan bisnis cadangan dan sumber daya perseroan.

Sejalan dengan itu, emiten berkode saham ANTM itu dikabarkan tengah mempertimbangkan menambah kepemilikan saham terhadap PT Weda Bay Nickel (Weda Bay), usaha patungan antara Eramet SA dan Tsingshan Holding Group Co. dengan porsi kepemilikan 90 persen.

Mengutip Bloomberg, perseroan berupaya untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya atas Weda Bay menjadi 40 persen dari porsi saat ini sebesar 10 persen dan telah menghubungi investment bank untuk membahas potensi pembelian saham dari Tsingshan Holding Group.

Adapun, nilai akuisisi tersebut diperkirakan mencapai US$300 juta.

Diskusi transaksi itu dikabarkan masih dalam tahap awal sehingga belum terdapat keputusan akhir terkait jumlah saham yang akan dilepas oleh Tsingshan Holding Group.

Menanggapi hal itu, SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan bahwa perseroan akan terus terbuka dalam menjalin kemitraan dengan partner strategis, baik dalam negeri maupun asing, berdasarkan profitabilitas menguntungkan dalam mengembangankan proyek  hilirisasi.

Jalinan mitra tersebut terutama terhadap mitra kerja yang memiliki akses terhadap teknologi dan pendanaan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang yang dimiliki perseroan.

“Berkaitan dengan informasi fakta material akan diinformasikan oleh ANTM dengan melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang ada bagi perusahaan terbuka,” ujar Kunto kepada Bisnis, Minggu (25/10/2020).

Adapun, hingga 2019 posisi cadangan bijih nikel ANTM tercatat sebesar 353,74 juta wmt dengan sumber daya bijih nikel mencapai sebesar 1,36 miliar wmt.

Kunto menilai potensi cadangan dan sumberdaya mineral nikel tersebut menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangkan skala bisnis perseroan melalui hilirisasi mineral nikel guna menciptakan nilai tambah produk nikel.

Mengutip laman Eramet, lokasi operasional Weda Bay Nickel berada di Halmahera, Indonesia yang diperkirakan memiliki kandungan nikel hingga 9,3 juta ton dan ditargetkan memproduksi 30.000 ton nikel per tahun mulai 2021.

Di sisi lain, belum lama ini perseroan mengungkapkan akan mengambil peran dalam penambangan dan pengolahan nikel sulfat. Hal itu sejalan dengan perintisan holding BUMN di bidang baterai atau Indonesia Battery Holding (IBH).

Menurut Kunto, kesempatan itu menjadi prospek yang baik bagi perseroan untuk memperkuat portofolio komoditas nikelnya mengingat rencana pengembangan baterai nasional itu bersifat strategis dan memiliki permintaan yang tinggi.

“Saat ini, perseroan bersama MIND ID sedang melakukan kajian secara komprehensif terkait studi kelayakan, termasuk diskusi kepada calon mitra strategis baik dari dalam maupun dari luar negeri terkait dengan rencana besar upaya peningkatan nilai tambah nikel ini,” ujar Kunto kepada Bisnis.

Adapun, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim dua produsen electric vehicle (EV) Battery untuk kendaraan listrik terbesar dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd dari Korea Selatan, memberikan isyarat akan bergabung dalam proyek investasi bernilai US$20 miliar dalam pengembangan rantai pasokan nikel di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper