Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Pekan IHSG Lesu, Akhir Pekan Investor Happy

Setelah tiga hari berturut-turut memerah, IHSG berhasil mengakhiri lajunya di zona hijau pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (23/10/2020). IHSG parkir di level 5.112,18 setelah menguat 0,40 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup pergerakannya pekan ini dengan parkir di zona hijau, terdorong oleh meredanya kekhawatiran pelaku pasar akan ketidakpastian paket stimulus Amerika Serikat.

Setelah tiga hari berturut-turut memerah, IHSG berhasil mengakhiri lajunya di zona hijau pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (23/10/2020). IHSG parkir di level 5.112,18 setelah menguat 0,40 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Penguatan hari ini sekaligus mengangkat kinerja indeks komposit sepanjang pekan ini. IHSG berhasil mencatatkan kinerja mingguan yang positif yakni menguat 0,17 persen dibandingkan pekan lalu.

Adapun, sepanjang tahun berjalan (year to date) kinerja IHSG masih negatif 18,85 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pekan ini para pelaku pasar menanti kepastian stimulus Amerika Serikat setelah Pemilihan Umum bulan depan. Adapun, di dalam negeri market masih wait and see, juga karena adanya ketidakpastian resesi perekonomian.

“Sementara jelang akhir pekan ini para pelaku pasar mengapresiasi kinerja lapkeu Q3 yang mengalami pertumbuhan positif di tengah-tengah pandemi Covid-19,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/10/2020)

Senada, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan koreksi pasar yang terjadi sepanjang pertengahan pekan, yakni tiga hari berturut-turut (20—23 Oktober 2020) memang dikarenakan adanya kekhawatiran paket stimulus Amerika Serikat akan tertunda.

Hal tersebut juga semakin perparah oleh kabar dari IMF yang merevisi proyeksi pertumbuhan kawasan Asia Pasifik dari -1,6 menjadi -2,2. Hans menilai kedua hal ini kemudian memberikan tekanan pada pasar.

Namun, kekhawatiran ini reda setelah Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi menyatakan bahwa perundingan antara DPR dan Gedung Putih mengenai paket stimulus putaran kedua telah mencapai kemajuan dan hampir mencapai kesepakatan.

Selain itu, tambahnya, pelaku pasar mendapat sinyal bahwa ‘gelombang biru’ atau orang-orang dari Partai Demorkat AS akan menguasai DPR, senat, dan capres asal Demokrat yaitu Joe Biden akan memenangkan pemilu dan membuat stimulus akan semakin besar.

“Jadi itu langsung membawa optimisme pada pasar. Sehingga pasar saham cukup positif karena faktor itu, terbukti hari ini IHSG juga ikut terkena dampak,” ujar Hans ketika dihubungi Bisnis, Jumat (23/10/2020)

Di sisi lain, data-data yang dirilis di Negeri Paman Sam juga melebihi ekspektasi pelaku pasar seperti angka pengangguran yang lebih baik dibandingkan prediksi sebelumnya. Begitu pula dengan laporan keuangan Q3/2020 sejumlah emiten yang di atas konsensus pasar.

Untuk pekan depan, Hans menyebut masih ada kemungkinan pasar kembali bergerak ke bawah mengingat kesempatan stimulus AS disepakati peluangnya tak terlalu besar karena waktu Pemilu yang semakin dekat.

“Sepertinya dua minggu jelang Pemilu orang akan lebih fokus pada hal-hal menjelang Pemilu, pasar juga akan masih berhati-hati karena perkembangan Covid di berbagai negara masih berpotensi memunculkan lockdown kembali,” kata Hans.

Sementara, analis Artha Sekuritas Dennies Christopher memproyeksikan IHSG bakal kembali menguat di awal pekan depan sembari pelaku pasar masih menanti beberapa laporan keuangan emiten per Q3/2020 terutama emiten berkapitalisasi besar.

“Perbaikan kinerja emiten diperkirakan akan menopang pergerakan IHSG. Selain itu ada kabar baik bahwa negosiasi stimulus Amerika Serikat mendapatkan kemajuan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper