Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Mudah Investasi Reksa Dana Indeks Saham

Bagi investor yang berinvestasi dengan mengacu pada indeks saham disarankan secara cemat melihat kapan periode rebalancing indeks dilakukan agar dapat turut mereview ulang portofolio.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana berbasis indeks saham dinilai bisa menjadi pilihan bagi investor yang kebingungan memulai investasi. Reksa dana indeks disebut bisa menjadi acuan bagi investor untuk memperkaya portofolio investasi.

Lalu, seperti apa langkah sebelum memilih indeks yang sesuai?

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia Ignasius Denny Wicaksono memaparkan langkah-langkah yang dapat ditempuh investor sebelum berinvestasi dengan bantuan atau mengacu pada indeks saham.

Pertama, investor harus mengetahui apa yang menjadi minat atau fokus investasinya, tentu tidak lupa harus disesuaikan dengan profil risiko dan horizon investasi masing-masing investor.

“Investor harus tahu maunya apa, mau follow indeks market atau lebih suka berdasarkan faktor? Lalu pilih eksposurnya dan pilih indeks yang sesuai,” tutur Denny dalam webinar Produk Pasar Modal: Reksa Dana, ETF, dan Indeks, Kamis (22/10/2020)

Sebagai contoh, bagi investor yang lebih tertarik untuk berinvestasi sesuai dengan penggerak market bisa mengamati indeks-indeks berbasis likuiditas pasar seperti IDX80, LQ45, maupun IDX30 atau versi syariah ada indeks JII dan JII70.

Kemudian, jika selain masalah likuiditas investor juga memperhatikan co-branding, bisa memilih indeks kerja sama bursa dengan pihak ketiga misalnya indeks Bisnis-27, MNC36, Kompas100, dan Investor33.

Sementara bagi yang memiliki minat terhadap faktor-faktor tertentu bisa mempertimbangkan indeks IDX Value 30 (berisi saham dengan valuasi rendah) atau IDX Growth 30 (berisi saham dengan pertumbuhan tertinggi).

“Kalau yang mencari faktornya dividen, bisa coba memilih saham yang terdaftar di IDX High Dividend 20 misalnya, karena pasti dividennya paling tinggi dibanding di luar indeks tersebut,” tutur Denny.

Bagi investor yang memiliki ketertarikan khusus tersedia indeks tematik, seperti indeks environmental, social, dan corporate governance (ESG) Sri-Kehati atau indeks dengan konstituen yang punya rating investment grade Pefindo i-Grade.

Kedua, investor harus memilih cara investasi yang diinginkan, apakah akan “do it yourself” alias membeli saham yang tercatat dalam indeks tertentu secara satuan (mandiri), atau membeli produk turunan berupa reksa dana indeks atau exchange traded fund (ETF).

“Kalau beli ETF atau reksa dana indeks lebih efisien, pilihan produknya juga banyak, sekarang saja ada 54 produk. Sementara kalau beli saham sendiri harus benar-benar diperhatikan bobot saham, masa evaluasi, dan perubahan konstituen,” tambahnya.

Dia menjelaskan, indeks-indeks yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia biasanya mengalami perubahan atau penyesuaian anggota konstituen 1-2 kali setahun, atau setiap enam bulan sekali dan rata-rata diumumkan setiap Februari dan November.

Bagi investor yang berinvestasi dengan mengacu pada indeks saham, baik secara mandiri atau melalui produk turunan, Denny menyarankan agar secara cemat melihat kapan periode rebalancing indeks dilakukan agar dapat turut mereview ulang portofolionya.

“Apalagi bagi investor mandiri karena dengan adanya perubahan kontituen indeks investor harus rebalancing portofolionya juga, jangan sampai ketinggalan kereta untuk menyesuaikan dengan anggota yang baru,” tutur Denny.

Adapun bagi investor yang lebih pasif atau berinvestasi melalui produk turunan, rebalancing portofolio ini juga penting diperhatikan agar investor memahami pergerakan kinerja produk reksa dananya yang pasti terpengaruh rebalancing tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper