Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Intervensi Pemilu AS, Bursa Eropa Anjlok Hampir 1 Persen

Direktur National Intelligence John Ratcliffe mengatakan, Iran dan Rusia dinilai mencoba melakukan intervensi dalam proses pemilihan presiden di AS yang akan digelar pada 3 November mendatang.
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Eropa dibuka terkoreksi seiring dengan lonjakan kasus positif virus corona di wilayah tersebut dan ancaman intervensi pemilihan presiden AS.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (22/10/2020), indeks Stoxx Europe 600 anjlok 0,9 persen pada pembukaan perdagangan hari ini. Catatan ini sekaligus menjadi posisi indeks terendah dalam sebulan terakhir.

Global Head of Desk Strategy NatWest Markets, James McCormick mengatakan, saat ini para pelaku pasar mulai menyadari kemungkinan tidak adanya paket stimulus AS sebelum pemilu berlangsung. 

"Lonjakan kasus positif virus corona juga menjadi katalis negatif. Namun, sentimen pembahasan stimulus AS masih menjadi fokus utama dalam jangka pendek," ujarnya. 

Pergerakan perdagangan bursa Eropa juga dipengaruhi dugaan intervensi pemilihan umum presiden AS. 

Direktur National Intelligence John Ratcliffe mengatakan, Iran dan Rusia dinilai mencoba melakukan intervensi dalam proses pemilihan presiden di AS yang akan digelar pada 3 November mendatang.

“Kami telah mengkonfirmasi bahwa sejumlah data pendaftaran pemilih telah didapatkan oleh Iran dan Rusia. Data tersebut dapat digunakan oleh aktor-aktor asing untuk menyebarkan informasi palsu,” katanya.

Analis Saxo Capital Markets Eleanor Creagh mengatakan, pasar bereaksi negatif terhadap kabar intervensi pemilu AS seiring dengan minimnya kejelasan paket stimulus.

"Kemunculan dugaan intervensi ini menyebabkan kemungkinan kedua calon presiden untuk mempermasalahkan hasil akhir pemilihan semakin besar, utamanya setelah pemilihan ini akan berjalan lebih ketat dibandingkan hasil jajak pendapat yang ada," jelasnya.

Di sisi lain, stimulus AS masih menjadi perhatian para pelaku pasar pada perdagangan hari ini. Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dirinya berharap bakal ada belanja stimulus yang berlaku surut.

Hal itu disampaikannya kendati mayoritas anggota Partai Republik sudah memperingatkan Presiden AS Donald Trump mengenai kesepakatan “mahal” yang akan diajukan Demokrat sebelum Pemilu.

Sementara itu, lonjakan kasus virus corona di Eropa kian memburuk. Hal tersebut terlihat dari angka infeksi harian di Jerman yang mencapai rekor tertinggi.

Di sisi lain, Spanyol dan Perancis menjadi negara pertama di kawasan Eropa Barat dengan 1 juta kasus positif. Adapun jumlah perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di AS juga mencapai angka tertinggi dalam dua bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper