Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Pasar Pesimistis Stimulus Diteken sebelum Pilpres, Bursa AS Melemah

Ketiga indeks utama Wall Street sebelumnya menguat setelah Ketua DPR Nancy Pelosi melanjutkan pembicaraan dengan perwakilan Gedung Putih, meskipun masih ada jalan panjang sebelum lolos di tingkat Senat.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup berbalik melemah setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan, karena Gedung Putih dan Partai Demokrat mengisyaratkan stimulus kecil kemungkinan akan disahkan sebelum pemilihan presiden.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industral Average ditutup melemah 0,35 persen ke level 28.210,82, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,22 persen dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,28 persen ke level 11.484,70.

Ketiga indeks utama Wall Street tersebut sebelumnya menguat setelah Ketua DPR Nancy Pelosi melanjutkan pembicaraan dengan perwakilan Gedung Putih meskipun masih ada jalan panjang sebelum lolos di tingkat Senat.

"Anda melihat perdagangan hari ini dan ini hampir seperti mengamati kucing bermain mengikuti sinar laser," kata kepala penelitian investasi Nationwide, Mark Hackett, seperti dikutip Bloomberg.

“Pelosi keluar tengah hari dan mengatakan dia sangat senang dengan kesepakatan itu, dan kemudian dua menit kemudian mengatakan dia pesimistis kesepakatan akan selesai (sebelum pilpres), kemudian pasar bereaksi. Investor terpaku pada objek yang berkilau, yaitu kesepakatan stimulus," lanjutnya.

Saham produsen energi termasuk salampenekan utama indeks stelah harga minyak jatuh ke US$40 per barel di New York. Perusahaan media sosial bernasib lebih baik setelah Snap Inc. melaporkan pendapatan yang kuat, dengan Twitter Inc. dan Facebook Inc. keduanya naik lebih dari 5 persen.

Dari 84 perusahaan dalam indeks yang telah melaporkan pendapatannya musim ini, hanya 10 yang meleset dari perkiraan laba analis. Tesla Inc. menguat menjelang rilis kinerja keuangan Rabu malam. Sementara itu, Netflix Inc. merosot mencatat pertumbuhan pelanggan di bawah proyeksi analis.

Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun menembus di atas 0,8 persen, tertinggi sejak Juni. Sementar aitu, imbal hasil Eropa juga naik setelah Ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi menyatakan harapan untuk kompromi politik pada RUU minggu ini. Tarif kembali dari puncaknya karena negosiasi berlarut-larut pada hari Rabu.

“Pasar sudah diproyeksi dengan sangat agresif dan kami mendapatkan banyak informasi mengenai musim laporan kinerja emiten,” kata analis makro global di Bespoke Investment Group, George Pearkes.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dirinya berharap bakal ada belanja stimulus yang berlaku surut. Hal itu disampaikannya kendati mayoritas anggota Partai Republik sudah memperingatkan Presiden AS Donald Trump mengenai kesepakatan “mahal” yang akan diajukan Demokrat sebelum Pemilu.

Pemerintah AS mengatakan bakal ada kesepakatan mengenai stimulus fiskal tersebut dalam 48 jam ke depan. Adapun, stimulus fiskal untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi itu diajukan senilai US$1,88 triliun atau di bawah US$2,2 triliun seperti yang diajukan Pelosi sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper