Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Bisnis Pelabuhan, Siapa Partner CT Corpora?

Dikenal minim pengalaman di sektor kepelabuhan, CT Corpora melenggang sebagai satu-satunya peserta yang lulus tahap prakualifikasi tender operator Pelabuhan Patimban. Siapa saja yang partner CT Corpora di pelabuhan yang digadang-gadang akan lebih besar dari Tanjung Priok itu?
Logo CT Corpora di salah satu sudut Menara Bank Mega, Jakarta Selatan./CTCorp
Logo CT Corpora di salah satu sudut Menara Bank Mega, Jakarta Selatan./CTCorp

Bisnis.com, JAKARTA - Konsorsium CTCorp Infrastruktur Indonesia secara resmi diumumkan sebagai satu-satunya peserta yang lulus tahap prakualifikasi lelang operator Pelabuhan Patimban. 

Grup usaha yang dimiliki pengusaha Chairul Tanjung itu menyingkirkan nama-nama yang cukup dikenal di industri logistik seperti Samudera Indonesia dan Temas Line. Memang, masih ada masa sanggah dalam tahap prakualifikasi sehingga ada potensi CT Corpora tidak melenggang sendirian di tahap penawaran.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan Kemenhub menetapkan kriteria yang sangat ketat untuk menjaring peserta di tahap prakualifikasi.

Adapun aspek yang menjadi kriteria antara lain kemampuan finansial, aset bersih minimal , kepemilikan izin badan usaha pelabuhan, serta pengalaman pengelolaan proyek terminal peti kemas dengan kapasitas minimum yang telah ditentukan.

"Kriteria telah dibuat sangat ketat, sehingga yang dapat memenuhi kriteria adalah perusahaan yang memiliki kemampuan yang baik," ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).

Direktur CT Corp Chairal Tanjung mengungkapkan rasa syukurnya karena konsorsium yang dipimpin anak usahanya dapat lolos prakualifikasi dan menjadi satu-satunya yang masuk ke tahap lelang pemilihan operator.

“Kami bersyukur konsorsium kami lolos dari prakualifikasi lelang operator Patimban. Saat ini kami akan fokus untuk menyelesaikan tahap berikutnya dalam seleksi operator Pelabuhan Patimban," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (21/10/2020).

Dia berharap supaya konsorsiumnya dapat memenuhi harapan pemerintah dalam menjadikan Patimban sebagai pelabuhan terbaik di Indonesia mengingat pelabuhan itu digadang-gadang menjadi yang terbesar di Indonesia.

"Mudah-mudahan kami dapat memenuhi harapan pemerintah dalam mewujudkan Pelabuhan Patimban yang diharapkan menjadi pelabuhan terbaik ini," katanya.

Untuk diketahui,  Lelang operator Pelabuhan Patimban disebut memiliki nilai investasi hingga Rp16 triliun dengan konsesi selama 40 tahun. Pada Desember 2020 nanti, tahap pertama Pelabuhan Patimban akan beroperasi. Tahap ini mencakup terminal petikemas kapasitas 800.000 TEUs dan terminal kendaraan yang bisa menampung 360.000 unit per tahun.

Boleh dibilang, bisnis infrastruktur pelabuhan menjadi tonggak baru bagi CT Corpora. Kelompok usaha ini dikenal piawai di bisnis jasa keuangan, ritel, dan properti. 

Rupanya, pada lelang badan usaha pelaksana (BUP) atau operator Pelabuhan Patimban, CT Corpora menggandeng tiga mitra. Ketiga  mitra itu adalah PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.

Indika Logistic & Support Services adalah anak usaha PT Indika Energy Tbk, salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia. Dilansir dari laman resmi Indika, ILSS menyediakan berbagai layanan logistik, termasuk solusi rantai pasokan, pergudangan dan manajemen persediaan, transportasi dan operasional pelabuhan, maupun layanan lainnya. 

ILSS juga memegang  izin Badan Usaha Pelabuhan sehingga memiliki kompetensi dalam menyediakan layanan terkait pelabuhan dan logistik di semua pelabuhan utama dan perantara.

Partner CT Corp yang juga mumpuni dalam bidang kepelabuhanan adalah PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Perusahaan ini adalah anak usaha PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). 

Per September 2020, TPS mencetak arus petikemas sebanyak 1,01 juta TEUS (twenty foot equivalent unit). Jumlah itu terdiri dari 947.528 TEUS peti kemas domestik dan 69.469 TEUS peti kemas internasional.

Sementara itu, PT U Connectivity Services merupakan bagian dari grup PT Teknologi Riset Global Investama, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, infrastruktur telekomunikasi, properti, dan energi. 

Pakar kemaritiman ITS Surabaya Raja Oloan Saut Gurning mengatakan tanpa data dan hasil yang lebih detail, melihat entitas yang telah dipilih dapat diindikasikan sebagai sebuah konsorsium  yang disusun guna memenuhi berbagai fungsi badan usaha pelaksana seperti yang disyaratkan oleh pemerintah.

Fungsi yang disyaratkan pemerintah tersebut yakni penyediaan infrastruktur, layanan jasa kontainer, layanan kendaraan, pemeliharaan kolam perairan dan kolam pelabuhan serta kebutuhan pendanaan aset sebesar 30 persen dari perkiraan total investasi Rp16 triliun atau sekitar Rp4,8 triliun.

"Dengan gabungan empat korporasi yaitu PT CT Corp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya maka sepertinya merupakan usaha atau berbagi peran dan fungsi untuk memenuhi kewajiban itu," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (21/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper