Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sido Muncul (SIDO) Optimis Pendapatan dan Laba Bersih Tumbuh Dua Digit

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan optimis masih bisa mencetak pendapatan dan laba bersih masing-masing dua digit hingga akhir tahun ini.
Aktivitas di pabrik pembuatan jamu Sido Muncul./sidomuncul.co.id
Aktivitas di pabrik pembuatan jamu Sido Muncul./sidomuncul.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jamu dan farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) masih berpandangan positif terhadap kinerja hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan optimis masih bisa mencetak pendapatan dan laba bersih masing-masing dua digit hingga akhir tahun ini. “Kami tetap harus optimis, dengan memanfaatkan semua peluang yang ada, semoga,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (21/10/2020).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham SIDO tersebut mencatatkan kenaikan laba bersih 10,78 persen secara tahunan menjadi Rp640 miliar hingga periode September 2020.

Kenaikan laba bersih pada periode tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan 6,04 persen secara tahunan menjadi Rp2,26 triliun.

David menuturkan bahwa pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari pendapatan hingga September tahun ini disebabkan oleh koreksi biaya marketing hampir 20 persen secara tahunan dan penurunan tarif pajak yang berlaku mulai tahun 2020.

“Pendapatan lain-lain menurun sedikit, hal ini dipengaruhi adanya penurunan tarif bunga deposito. Peningkatan efisiensi memang secara terus menerus kami lakukan,” sambungnya.

Perseroan juga berpendapat kenaikan pendapatan pada periode kuartal ketiga diakibatkan oleh pemulihan saluran distribusi general trade. Penjualan dari saluran distribusi general trade sendiri masih berkontribusi 85 persen dari total penjualan dan diproyeksikan akan terus bertumbuh mengingat produk perseroan dikonsumsi oleh semua segmen masyarakat.

Di samping itu, perseroan hanya menargetkan penjualan ekspor hanya berkontribusi 2 persen dari total pendapatan hingga akhir tahun ini karena penjualan keluar negeri dianggap cukup terdampak selama pandemi.

“Dengan penutupan border mengakibatkan tertundanya pengiriman barang dan lockdown di beberapa kota atau negara mengakibatkan turunnya konsumsi di sana [negara tujuan ekspor],” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper