Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Masyarakat Lemah, Sido Muncul (SIDO) Tetap Cetak Laba Double Digit

Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah di laman website perseroan, emiten berkode saham SIDO tersebut mencatatkan kenaikan laba bersih 10,78 persen secara tahunan menjadi Rp640 miliar hingga periode September 2020.
Ilustrasi/sidomuncul.com
Ilustrasi/sidomuncul.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jamu dan farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mampu mencatatkan kinerja yang cemerlang bahkan ketika pelemahan daya beli masyarakat masih membelenggu. 

Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah di laman website perseroan, emiten berkode saham SIDO tersebut mencatatkan kenaikan laba bersih 10,78 persen secara tahunan menjadi Rp640 miliar hingga periode September 2020.

Kenaikan laba bersih pada periode tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan 6,04 persen secara tahunan menjadi Rp2,26 triliun. Di sisi lain, perseroan juga berhasil menekan beban penjualan dan pemasarannya 1,21 persen menjadi Rp305,35 miliar pada periode tersebut.

Adapun, penjualan jamu herbal dan suplemen masih menjadi penopang bisnis perseroan mengingat 63,89 persen omzet perseroan berasal dari segmen tersebut.

Sementara, pertumbuhan paling signifikan terlihat dari segmen penjualan makanan dan minuman yang meningkat 18,78 persen secara tahunan menjadi Rp722,19 miliar.

Berdasarkan keterangan ringkas yang disampaikan oleh perusahaan, secara keseluruhan kinerja pada kuartal ketiga tahun ini lebih baik dibandingkan dengan kinerja pada kuartal kedua sebelumnya meskipun tidak signifikan dikarenakan daya beli masyarakat yang masih melemah.

“Penjualan tumbuh 6 persen didorong oleh permintaan domestik dan minuman kesehatan (Vit C 1000 dan minuman jahe) dan juga pemulihan saluran distribusi general trade,” tulis manajemen dalam keterangannya.

Penjualan ekspor produsen Tolak Angin tersebut dinilai juga masih melemah, meski terus menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan kinerja kuartal sebelumnya.

Dari 3 negara fokus ekspor utama, Malaysia menunjukkan peningkatan pendapatan dengan rata-rata penjualan bulanan sudah kembali ke level sebelum Covid-19. Namun, Filipina dan Nigeria belum menunjukkan pemulihan yang signifikan.

“Penjualan ekspor ditargetkan sebesar 2 persen dari total penjualan untuk full year 2020,” sambung manajemen.

Rasio pengeluaran iklan dan promosi terhadap penjualan juga kini sudah di bawah 10 persen, sehingga pengeluaran operasional atau operational expenditure (opex) terhadap rasio penjualan dipertahankan pada level 19 persen.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan dan opex yang stabil, laba operasi bisa tumbuh 8 persen dengan margin stabil.

Posisi keuangan SIDO juga cukup kuat dengan total liabilitas yang hanya sekitar Rp394,95 miliar, ekuitas perseroan mencapai Rp3,3 triliun. Hal ini membuat aset perseroan meningkat menjadi Rp3,7 triliun hingga periode September 2020.

Terakhir, kas setara kas perseroan hingga akhir kuartal ketiga tahun ini juga naik menjadi Rp1,03 triliun dibandingkan periode kuartal ketiga tahun lalu yang hanya berkisar Rp959,45 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper