Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Kinerja Bursa RI Ungguli Singapura, Filipina, dan Thailand

Bursa Singapura terkoreksi 21,06 persen secara ytd sampai dengan Senin (19/10/2020). Dalam periode yang sama, indeks bursa Filipina terkoreksi 22,98 persen dan indeks bursa Thailand 23,41 persen. Sementara itu, IHSG terkoreksi 18,62 persen.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja bursa Indonesia masih mampu mengungguli sejumlah bursa Asean sepanjang periode berjalan 2020.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengungkapkan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) secara year to date (ytd) masih lebih baik dibandingkan dengan peer country di wilayah Asean seperti Singapura, Filipina, dan Thailand.

Hoesen mengungkapkan bursa Singapura terkoreksi 21,06 persen secara ytd sampai dengan Senin (19/10/2020). Dalam periode yang sama, indeks bursa Filipina terkoreksi 22,98 persen dan indeks bursa Thailand 23,41 persen.

“Sedangkan IHSG 18,62 persen,” ujarnya dalam seminar rangkaian Capital Market Summit & Expo 2020, Selasa (20/10/2020).

Hoesen menyebut kinerja IHSG sempat terpuruk di titik terendah pada Maret 2020 hingga mencapai level 3.937. Kendati demikian, pergerakan sudah kembali menguat ke posisi 5.126 dengan kapitalisasi pasar Rp5.960 triliun hingga Senin (19/10/2020).

Di sisi lain, dia menyebut jumlah perusahaan yang telah memperoleh pernyataan efektif untuk penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sepanjang 2020 telah mencapai 45 emiten baik saham maupun efek bersifat utang dan sukuk (EBUS). Total emisi menurutnya mencapai Rp7,1 triliun.

“Penambahan jumlah emiten juga yang tertinggi jika dibandingkan dengan seluruh negara kawasan Asean,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper