Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Jadi Momentum Restrukturisasi Garuda (GIAA), Ekspansi Lagi Tahun 2021

Pandemi Covid-19 berdampak positif dan negatif bagi maskapai pelat merah tersebut. Pemerintah mengambil kesempatan itu untuk merestrukturisasi Garuda Indonesia secara menyeluruh.
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara menjadikan kesempatan Covid-19 untuk merestrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. secara menyeluruh.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pandemi Covid-19 berdampak positif dan negatif bagi Garuda Indonesia. Menurutnya, pemerintah mengambil kesempatan itu untuk merestrukturisasi maskapai pelat merah itu secara menyeluruh.

Kartika mengungkapkan beberapa penyakit masa lalu Garuda Indonesia yakni mahalnya leasing pesawat pada masa lalu. Oleh karena itu, selain melakukan penyelamatan, pemerintah juga menegosiasi ulang kontrak seluruh leasing dan berbagai beban keuangan,

“Kemudian realokasi rute-rute pesawat sehingga diharapkan setelah Covid-19 Garuda Indonesia lebih sehat,” ujarnya dalam seminar rangkaian Capital Market Summit & Expo 2020, Selasa (20/10/2020).

Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan perusahaan di sektor transportasi seperti Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) menghadapi tantangan besar antara kesehatan keuangan dan mencari sumber pertumbuhan baru.

Dia mengklaim selalu berpesan kepada para manajemen dari BUMN untuk bertahan dalam jangka panjang tentunya jauh lebih penting. Jadi, sumber daya difokuskan untuk bertahan.

“Nanti pada 2021 mungkin pada pertengahan 2021 atau akhir 2021 kalau revenue atau traffic sudah kembali ke sebelum Covid-19 paling tidak 75 persen—80 persen baru kami bisa mulai ekspansi lagi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper