Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Dagang Bikin Rupiah Anteng di Zona Hijau

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca dagang sebesar US$2,4 miliar pada September 2020. Kinerja surplus tersebut terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berhasil kokoh di zona hijau di saat mayoritas rekan mata uang Asia lainnya terkapar di zona merah seiring dengan penguatan dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (15/10/2020) rupiah parkir di level Rp14.690 per dolar AS, menguat 0,19 persen atau 28 poin. Rupiah berhasil menjadi mata uang yang menguat melawan dolar AS pada perdagangan kali ini bersama dengan won yang terapresiasi 0,32 persen.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya terkapar di zona merah dengan pelemahan dipimpin oleh yuan yang turun 0,21 persen dan diikuti oleh dolar Taiwan dan baht yang masing-masing melemah 0,18 persen dan 0,14 persen.

Adapun, sepanjang pekan ini rupiah telah bergerak menguat 0,13 persen, sedangkan sepanjang tahun berjalan 2020 melemah hingga 5,6 persen.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa rupiah berhasil mendapatkan katalis positif untuk menguat melawan dolar AS dari rilis data neraca dagang September 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca dagang sebesar US$2,4 miliar pada September 2020. Kinerja surplus tersebut terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Dengan demikian, pada periode Januari-September 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$13,51 miliar.

“Ini merupakan surplus kelima beruntun tahun ini menjadi katalis sangat positif bagi rupiah. Selain itu, demo yang terkendali juga membantu memberikan sentimen positif untuk rupiah,” ujar Ariston kepada Bisnis, Kamis (15/10/2020).

Dia menjelaskan, padahal dolar AS tengah menguat karena pembicaraan stimulus AS yang kembali mengalami kebuntuan sehingga membuat investor memburu aset investasi aman seperti greenback.

Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan enam mata uang utama bergerak menguat hingga 0,39 persen ke level 93,747.

Adapun, Menteri keuangan AS mengatakan bahwa stimulus fiskal yang baru tidak akan bisa keluar sebelum pemilu AS karena kesepakatan masih belum ada hingga saat ini.

Di sisi lain, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah juga mendapatkan sentimen dari pasar yang terus mengawasi pembicaraan Brexit, seiring dengan tenggat waktu pakta tentang hubungan Uni Eropa dengan Inggris semakin dekat.

“Tetapi beberapa antusiasme hilang setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, bahwa dia kecewa karena tidak ada kemajuan lebih dalam dalam perundingan tersebut,” ujar Ibrahim.

Selain itu, pasar juga tengah menanti perkembangan vaksin merah putih yang telah mencapai 55 persen. Jika vaksin Covid-19 itu berhasil, rupiah akan mendapatkan tenaga tambahan untuk menguat lebih lanjut terhadap dolar AS.

Dia memperkirakan rupiah pada perdagangan Jumat (15/10/2020) akan diperdagangkan di rentang terbatas sekitar 10-30 poin di level Rp14.660 per dolar AS hingga Rp14.710 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper