Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IEA Sebut Permintaan Minyak Makin Suram, Kapan Pulih?

Jika pemulihan dari pandemi lebih lambat dan ada kerusakan ekonomi yang berkepanjangan, permintaan minyak mungkin hanya memiliki beberapa tahun lagi untuk tumbuh.
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - International Energy Agency atau IEA menilai pasar minyak akan menderita untuk jangka waktu yang panjang akibat pandemi Covid-19.

Dalam laporan terbarunya, IEA menilai permintaan minyak membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih, atau setidaknya baru mulai stabil pada 2030 setelah jatuh ke level terendahnya tahun ini akibat pembatasan bepergian untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan bahwa asumsi itu bahkan terlalu optimistis dan baru akan terjadi jika Covid-19 berhasil dikendalikan pada tahun depan.

Dia menilai jika pemulihan dari pandemi lebih lambat dan ada kerusakan ekonomi yang berkepanjangan, permintaan minyak mungkin hanya memiliki beberapa tahun lagi untuk tumbuh.

Hal itu mengingat dalam beberapa tahun ke depan terdapat peralihan penggunaan bahan bakar fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, seperti penetrasi pemakaian kendaraan listrik yang lebih luas dalam beberapa tahun ke depan.

“Era pertumbuhan permintaan minyak global akan berakhir dalam dekade mendatang, tidak ada puncak yang pasti yang bisa kami lihat ke depan.,” ujar Birol seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/10/2020).

IEA memprediksi konsumsi minyak akan meningkat sekitar 750.000 barel per hari setiap tahun, atau menjadi 103,2 juta per hari pada 2030. Namun, prediksi itu sekitar 2 juta per hari lebih rendah daripada perkiraan IEA dalam laporan tahun lalu.

Peningkatan konsumsi sepenuhnya akan terkonsentrasi di negara berkembang, terutama di India, dan didominasi oleh penggunaan bahan baku untuk plastik dan petrokimia lainnya, bukan sebagai bahan bakar untuk transportasi.

IEA menilai, setelah mencapai puncak pada 2030, pertumbuhan permintaan minyak akan menyusut menjadi hanya 100.000 barel per hari karena peralihan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Kendati demikian, outlook yang tidak begitu cerah itu tampaknya tidak mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah global.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (14/10/2020) pukul 12.37 WIB harga minyak mentah jenis WTI untuk kontrak November 2020 di bursa New York koreksi 0,42 persen ke level US$40,03 per barel.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Desember 2020 di bursa ICE turun 0,4 persen ke level US$42,28 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper