Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Tren Bursa AS, Bursa Asia Dibuka Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (14/10/2020), indeks TOPIX Jepang melemah 0,34 persen diikuti dengan indeks KOSPI Korea Selatan yang juga merosot 0,62 persen hingga pukul 08.08 WIB.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia dibuka melemah mengikuti tren bursa Amerika Serikat yang disebabkan musim laporan keuangan yang sudah dimulai dan tidak ada tanda-tanda akan segera berakhirnya kebuntuan stimulus fiskal.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (14/10/2020), indeks TOPIX Jepang melemah 0,34 persen diikuti dengan indeks KOSPI Korea Selatan yang juga merosot 0,62 persen hingga pukul 08.08 WIB.

Di sisi lain indeks Hangseng Hong Kong diperkirakan akan melanjutkan perdagangan setelah badai tropis memaksa penutupan perdagangan pada hari Selasa (13/10/2020) kemarin.

Sementara itu, indeks S&P 500 ditutup melemah setelah saham finansial JPMorgan Chase & Co dan Citigroup Inc. merosot karena investor khawatir pendapatan kuartal ketiga keduanya akan memburuk.

Saham Eli Lilly & Co. juga lunglai setelah menyatakan uji klinis yang disponsori pemerintah untuk terapi antibodi telah dihentikan sementara karena alasan keamanan.

Di sisi lain, pasar juga mengharapkan Presiden China Xi Jinping akan menjabarkan visi untuk pertumbuhan ekonomi negara tersebut pada hari ini. Bank of Korea juga kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya di tengah tanda-tanda perbaikan ekonomi.

Prospek stimulus fiskal AS sebelum pemilihan umum bulan depan meredup usai Amerika Serikat Nancy Pelosi menuntut pemerintahan Trump mengubah proposal terbarunya.

“Ini merupakan perjalanan rollercoaster dalam hal komunikasi dari kedua sisi,” kata Mark Heppenstall, kepala investasi di Penn Mutual Asset Management.

Ia menambahkan masih akan ada 'paket stres' perekonomian sementara stimulus fiskal dapat membantu menjembatani kesenjangan sampai dunia benar-benar mendapatkan vaksin.

Adapun, negara-negara di seluruh Eropa memperluas lockdown untuk mencoba mendapatkan menahan penyebaran pandemi. Tingkat kasus meningkat pada laju tercepat sejak April di Jerman, sementara perdana menteri Belanda memerintahkan penguncian parsial dan Prancis melaporkan lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan intensif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper