Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Berkah Omnibus Law, Bagaimana Prospek Saham PTPP?

Omnibus Law UU Cipta Kerja dinilai bakal memberikan sentimen positif terhadap kinerja emiten konstruksi, termasuk PTPP. Sebagian besar analis merekomendasikan buy untuk saham PTPP.
Proyek PT PP Presisi Tbk. PP Presisi Tbk. adalah anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk. /repro - pp-presisi.co.id
Proyek PT PP Presisi Tbk. PP Presisi Tbk. adalah anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk. /repro - pp-presisi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi PT PP (Persero) Tbk. dapat mengambil peluang dari rencana pemerintah membentuk badan percepatan penyelenggaraan perumahan yang tertuang dalam omnibus law UU Cipta Kerja.

Dalam RUU Cipta Kerja disebutkan bahwa pemerintah akan membentuk badan percepatan penyelenggaraan perumahan untuk menaikkan tingkat kepemilikan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael mengatakan kebijakan itu sejalan dengan target pemerintah untuk mendanai 157.500 rumah masyarakat berpenghasilan rendah dalam APBN 2021.

Adapun, pemerintah menganggarkan Rp2,3 triliun dalam bentuk penyertaan modal negara kepada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). PT SMF akan bertindak sebagai penyedia likuiditas untuk meningkatkan kapasitas pinjaman hipotek (KPR).

“Dengan rekam jejak yang sudah terbukti dalam pembangunan konstruksi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, emiten seperti PTPP, WEGE, dan ADHI dipastikan mendapat manfaat dari rencana pemerintah ini,” tulis Joshua dalam riset terbaru, Senin (12/10/2020).

Selain itu, Joshua melanjutkan, PTPP juga tampaknya bakal mendapat berkah dari aturan akuisisi lahan dalam RUU Cipta Kerja tersebut. Pasalnya, PTPP merupakan salah satu kontraktor BUMN yang memiliki neraca keuangan yang kuat dibandingkan perusahaan sejenis.

PTPP dinilai memiliki likuiditas yang cukup untuk melakukan pembebasan lahan awal yang kemudian bakal memperlancar pengerjaan proyek.

Joshua pun merekomendasikan beli untuk saham PTPP dengan target harga Rp1.650 per saham dengan perkiraan EPS (Earning per Share) sebesar -48,5 persen tahun ini sebelum melesat 70,6 persen pada 2021.

Senada dengan Joshua, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Octaviani juga masih mempertahankan rekomendasi beli untuk PTPP dengan target harga Rp1.200 per saham.

“PTPP masih mencatatkan perolehan kontrak baru tertinggi di antara peers serta memiliki debt profiling yang terjaga,” tulis Selvi dalam riset.

Hingga akhir Agustus 2020, tercatat kontrak baru yang diterima PTPP senilai Rp11,24 triliun atau 44 persen dari target yang telah direvisi Rp25,5 triliun.

Di lantai bursa, saham PTPP ditutup menguat 1,12 persen menjadi Rp905 pada perdagangan Senin (12/10/2020). Sejak enam bulan terakhir, PTPP menguat 54,70 persen walaupun sejak awal tahun masih melemah 42,90 persen. Kapitalisasi pasar PTPP tercatat Rp5,61 triliun.

Berdasarkan konsensus analis di Bloomberg, sebanyak 16 dari 27 analis merekomendasikan buy untuk saham PT PP. Adapun 7 analis memberikan rekomendasi hold dan 4 lainnya sell. Target harga PTPP secara konsensus diproyeksi mencapai 1.152.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper