Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menghijau Selama Sepekan, Ini Faktor-faktor Penggeraknya Menurut Analis

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, salah satu pendorong tren kenaikan IHSG adalah pengesahan omnibus law Undang-undang Cipta Kerja. Sentimen ini menimbulkan euforia yang menggairahkan pelaku pasar sehingga IHSG mencatatkan pekan perdagangan sempurna.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan lima hari beruntun yang dicatatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini ditopang oleh beragam katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri.

IHSG mencetak kinerja sempurna dalam sepekan terakhir setelah ditutup menguat 14,52 poin atau 0,29 persen pada perdagangan hari ini, Jumat (9/10/2020). Kinerja indeks dalam satu pekan terakhir bersamaan dengan pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup di level 5.053,66 setelah bergerak di rentang 5.029,15 hingga 5.057,83 sepanjang perdagangan pekan ini. Dalam sepakan terakhir, IHSG menguat 2,58 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, salah satu pendorong tren kenaikan IHSG adalah pengesahan omnibus law Undang-undang Cipta Kerja. Sentimen ini menimbulkan euforia yang menggairahkan pelaku pasar sehingga IHSG mencatatkan pekan perdagangan sempurna.

Selain itu, pasar juga mengapresiasi kabar kemajuan vaksin virus corona dari sejumlah perusahaan farmasi. Hal ini menimbulkan harapan akan pemulihan ekonomi yang dapat berjalan lebih cepat.

Sementara itu, secara global, pelaku pasar juga menyambut positif kesembuhan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, setelah dinyatakan positif mengidap Covid-19. Perkembangan paket stimulus fiskal dari Amerika Serikat turut menimbulkan katalis positif di Indonesia.

“Pernyataan dari Gubernur The Fed, Jerome Powell mengenai perlunya stimulus moneter dan fiskal yang lebih agresif juga ikut menggairahkan pasar global, termasuk di Indonesia,” katanya.

Dia melanjutkan, sentimen positif lain adalah membaiknya kinerja data-data indeks manufaktur di kawasan Eropa. Rilis ini menandakan pulihnya kegiatan ekonomi di dunia dan tengah menuju arah pemulihan.

Pada hari ini, sebanyak 224 saham menguat, 196 saham melemah, dan 165 saham stagnan. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, saham-saham di sektor perkebunan dan pertambangan menjadi pemimpin penguatan indeks.

Jakmine yang berisi saham di sektor pertambangan naik 1,17 persen ke posisi 1.210,28. Adapun indeks Jakagri yang berisi saham-saham perkebunan naik 1,49 persen ke posisi 1.177,26.

Dari jajaran big caps, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menguat 1,11 persen ke posisi Rp2.730 dan menjadi salah satu penopang IHSG. Kemudian disusul saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang juga naik 1,83 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper