Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Seret, Analis Pangkas Rekomendasi Saham Waskita Karya (WSKT)

Rekomendasi tersebut didasarkan oleh sejumlah indikator, antara lain pencapaian kontrak baru dan kerugian pada semester I/2020.
Bendungan Way Sekampung di Lampung, salah satu proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bendungan Way Sekampung di Lampung, salah satu proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi kinerja keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang tertekan pada tahun ini hingga 2021 membuat analis menurunkan rekomendasi saham berkode WSKT.

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian merekomendasikan jual untuk WSKT dengan target harga Rp550 per saham. yang mencerminkan risiko pendapatan WSKT turun pada 2020 dan 2021. 

Pada paruh pertama tahun ini, nilai kontrak baru yang digenggam WSKT menyusut dan kembali ke level pada 2015 senilai Rp54 triliun.

Emiten kontraktor pelat merah tersebut bahkan membukukan kerugian Rp1,1 triliun pada semester I/2020 dari posisi laba Rp998 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Selain dampak pandemi terhadap perekonomian, Joey menunjukkan tekanan pada bottom line WSKT itu juga berasal dari kenaikan beban pajak hingga Rp1,9 triliun atau melonjak 18 persen secara tahunan.

“Sebagai tambahan, kami memperkirakan WSKT membukukan rugi bersih Rp551 miliar pada 2020 karena proses divestasi tol Becakayu dan Cibitung-Cilincing tidak akan cukup untuk menutupi beban bunga hingga Rp3,1 triliun,” tulis Joey dalam riset tertanggal 5 Oktober 2020.

Sebelumnya, WSKT mendivestasikan 30 persen saham di tol Becakayu ke dalam Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dengan nilai total Rp550 miliar dan kupon nol persen.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, WSKT membukukan penurunan pendapatan sekitar 46 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp8,03 triliun.

Pendapatan yang seret itu akibat sebagian besar proyek WSKT di Pulau Jawa dihentikan selama PSBB pada kuartal II/2020.

Dengan mengecualikan arus kas dan potensi likuiditas dari divestasi aset, Joey memperkirakan laba WSKT akan bergantung pada divestasi aset jalan tol pada tahun depan.

“Kami meyakini divestasi jalan tol akan banyak terjadi pada 2021. Pembeli potensial telah meminta harga penawaran lelang final (FBO) ditunda dulu sembari mencermati performa jalan tol pasca pandemi Covid-19,” tulis Joey.

Oleh karena aset jalan tol WSKT yang belum matang dan perekonomian terus melambat, Joey menduga bakal sulit bagi WSKT untuk menyelesaikan transaksi pada 2020 dan mencapai target valuasi 1,5 kali dari PBV (Price to Book Value).

Saham WSKT terpantau melemah 1,85 persen menjadi Rp530 per saham pada akhir sesi I perdagangan Rabu (7/10/2020). Sejak enam bulan terakhir, WSKT menguat 25,59 persen dengan kapitalisasi pasar Rp7,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper