Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dibuka Koreksi, Tertekan Keputusan Trump Tunda Stimulus AS

Pada perdagangan Rabu (7/10/2020), indeks Jepang Topix melemah 0,56 persen diikuti indeks Korea Selatan Kospi yang juga ikut terkoreksi 0,46 persen hingga pukul 07.35 WIB.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka melemah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan mengakhiri diskusi mengenai stimulus sampai pemilu bulan depan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (7/10/2020), indeks Jepang Topix melemah 0,56 persen diikuti indeks Korea Selatan Kospi yang juga ikut terkoreksi 0,46 persen hingga pukul 07.35 WIB.

Sementara itu, bursa Amerika Serikat juga mengalami pelemahan ditandai dengan indeks S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq yang sama-sama ditutup pada zona merah dengan penurunan lebih dari 1 persen.

Pengumuman yang disampaikan Trump tersebut menggema beberapa jam usai Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingati bahwa kinerja ekonomi kemungkinan akan tersandung karena minimnya dukungan tambahan.

Volatilitas indeks memang meningkat pada bulan ini setelah Trump diketahui tertular virus Covid-19 dan investor mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan stimulus.

Ketua DPR Nancy Pelosi telah meminta Partai Republik untuk menyetujui RUU yang disahkan oleh DPR minggu lalu. Tetapi kesenjangan yang signifikan tetap ada antara proposal Demokrat senilai US$2,2 triliun dan tawaran US$1,6 triliun yang didukung oleh Gedung Putih.

"Reli pasar sejauh ini benar-benar didorong oleh stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dari bank sentral, pemerintah secara global dan sebagian besar berasal dari AS," kata Emily Weis, ahli strategi makro di State Street Corp, melalui Bloomberg TV.

Ia menitikberatkan bahwa pergerakan pasar saat ini akan sangat bergantung pada stimulus fiskal yang akan dikeluarkan pemerintah AS.

Sementara itu, dengan keluarnya Trump dari rumah sakit, investor terus memantau dampak virus pada pemulihan ekonomi di seluruh dunia.

Kasus baru Covid-19 di Jerman baru-baru ini melonjak, angkanya bahkan lebih tinggi dari data April. Disisi lain, Italia juga sedang menginisiasikan aturan yang lebih ketat lagi pasca penyebaran Covid-19 untuk kedua kalinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper