Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Kepercayaan Mulai Pulih, Investor Incar SUN Tenor Panjang

Hasil lelang kali ini terbilang tidak berubah secara signifikan dibanding lelang-lelang sebelumnya. Meski demikian, investor cenderung lebih banyak memburu obligasi tenor menengah dan panjang.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya angka penawaran pada Surat Utang Negara (SUN) bertenor menengah dan panjang menandakan kembalinya kepercayaan diri pelaku pasar untuk masuk ke obligasi Indonesia.

Head of Economics Reserarch Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, hasil lelang kali ini terbilang tidak berubah secara signifikan dibanding lelang-lelang sebelumnya. Hal ini menandakan investor domestik masih menjadi motor utama dalam pelelangan obligasi negara.

Meski demikian, Fikri melihat mulai tumbuhnya kepercayaan diri investor untuk kembali masuk ke pasar SBN Indonesia. Hal tersebut terlihat dari jumlah penawaran obligasi tenor menengah dan panjang yang diincar oleh investor.

Investor memburu SUN seri FR0087 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2031 dengan angka penawaran senilai Rp15,43 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp10,1 triliun.

Selanjutnya, SUN seri FR0080 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 mencatatkan penawaran tertinggi kedua senilai Rp10,34 triliun dan jumlah dimenangkan Rp5,3 triliun. Hasil itu diikuti oleh seri FR0083 dengan penawaran Rp6,27 triliun dan jumlah yang dimenangkan Rp2,3 triliun.

“Hasil ini menandakan kembali munculnya risk appetite dari investor, karena mereka mencari obligasi dengan tenor yang cukup lama,” katanya saat dihubungi pada Selasa (6/10/2020).

Fikri melanjutkan, sentimen pengesahan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja juga belum dapat terlihat pada lelang kali ini. Menurutnya, efek dari Undang-undang ini baru dapat dirasakan sektor obligasi pada 2021 mendatang seiring dengan pemberlakuan peraturan ini yang diharapkan dapat meningkatkan aliran modal asing melalui sektor riil dan pada akhirnya ke pasar obligasi.

Sementara itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, hasil lelang 6 Oktober mencerminkan kondisi pasar Indonesia yang tengah tertekan selama dua minggu terakhir.

Hal tersebut menurutnya terlihat dari volume perdagangan di pasar yang mengalami penurunan. Imbasnya, investor asing kini lebih berhati-hati untuk kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia melalui lelang SUN.

“Memang terbukti pada lelang ini investor domestik masih menjadi pemain utama,” katanya.

Senada, Ramdhan juga mengatakan pasar obligasi belum dapat menikmati sentimen pengesahan omnibus law. Menurutnya, pemberlakuan peraturan ini memiliki sisi positif dan negatif terhadap pasar obligasi Indonesia.

Pada satu sisi, investor akan sangat diuntungkan dengan sejumlah perubahan regulasi yang mempermudah masuknya dana asing ke Indonesia. Namun, di sisi lain, kabar penolakan dari kaum buruh berpotensi mengganggu iklim investasi dan usaha di Indonesia.

“Padahal, pasar sangat membutuhkan ketenangan agar dapat masuk ke Indonesia. Apalagi, pasar obligasi Indonesia memiliki daya tarik lain seperti likuiditas yang terjaga dan yield (imbal hasil) yag menarik,” pungkasnya.

Adapun, angka penawaran yang masuk dalam lelang Surat Utang Negara pada 6 Oktober 2020 tercatat naik tipis dibandingkan dengan lelang sebelumnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, total penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp49,47 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan lelang pada 22 September 2020 yang senilai Rp46,11 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper