Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emisi Obligasi US$650 Juta, Indika (INDY) Minta Restu Pemegang Saham Akhir Oktober

Emiten berkode saham INDY itu akan menerbitkan obligasi global secara tidak langsung melalui anak usaha terkendali perseroan secara tidak langsung.
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA— PT Indika Energy Tbk. akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 26 Oktober 2020.

Indika akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dengan dua mata acara. Dalam agenda pertama, perseroan bermaksud memperoleh persetujuan rapat atas rencana transaksi penerbitan surat utang dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Emiten berkode saham INDY itu akan menerbitkan obligasi global secara tidak langsung melalui anak usaha terkendali perseroan secara tidak langsung. Nilai agregat jumlah sebanyak-banyaknya sebesar US$650 juta atau setara Rp9,55 triliun dengan perkiraan kurs Rp14.700 per dolar AS.

“Dijaminkan dengan jaminan berupa jaminan perusahaan dan atau jaminan dalam bentuk lainnya yang akan diberikan oleh perseroan dan atau anak perusahaan tertentu yang dimiliki sepenuhnya oleh perseroan,” ujar Manajemen INDY dikutip melalui keterbukaan informasi, Minggu (4/10/2020).

Sebelumnya, Manajemen INDY menjelaskan bahwa surat utang diharapkan akan dapat memperpanjang profil jatuh tempo. Selanjutnya, dengan skema pembayaran surat utang pada akhir jatuh tempo atau bullet payment, perseroan dapat menjaga likuiditasnya.

“Perseroan berencana untuk menggunakan dana hasil transaksi di antaranya termasuk namun tidak terbatas untuk tujuan pengembangan usaha, pembiayaan diversifikasi usaha, pelunasan kewajiban perseroan, serta pembiayaan korporasi pada umumnya,” papar Manajemen INDY.

Surat Utang diharapkan akan dapat memperpanjang profil jatuh tempo dan dengan skema pembayaran Surat Utang pada akhir jatuh tempo (bullet payment), menjadikan Perseroan dapat menjaga likuiditasnya.

Untuk mata acara kedua, perseroan akan meminta persetujuan RUPSLB untuk melakukan perubahan beberapa ketentuan anggaran dasar perseroan untuk disesuaikan dengan POJK No. 15/2020. RUPSLB akan berlangsung pada 26 Oktober 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper