Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Covid-19 Trump Turut Hantam Wall Street, Nasib Pemilu AS Bagaimana?

Pada perdagangan Jumat (2/10/2020) pukul 21.04 WIB, dow jones turun 0,56 persen ke level 27.661,86, S&P 500 Index koreksi 0,86 persen menuju 3.351,88, dan Nasdaq anjlok 1,04 persen menjadi 11.209,15.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat kompak melemah seiring dengan sentimen Donald Trump terjangkit Covid-19 hanya beberapa pekan sebelum Pemilihan Umum AS pada 3 November 2020.

Pada perdagangan Jumat (2/10/2020) pukul 21.04 WIB, Dow Jones turun 0,56 persen ke level 27.661,86, S&P 500 Index koreksi 0,86 persen menuju 3.351,88, dan Nasdaq anjlok 1,04 persen menjadi 11.209,15.

Mengutip Bloomberg, saham AS jatuh setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia dites positif terkena virus corona hanya beberapa minggu sebelum pemilihan.

Indeks S&P 500 sempat turun sekitar 1%, dan Nasdaq 100 bernasib lebih buruk. Selain sentimen Trump, laporan tenaga kerja bulanan AS juga mengecewakan.

Sebelumnya, saham menguat dari posisi terendah mereka di pagi hari setelah Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan dia akan terus bekerja  mencari kesepakatan dengan Partai Republik soal nilai stimulus untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.

Investor sebelumnya sudah mengantisipasi meningkatnya ketidakpastian menjelang pemungutan suara 3 November. Trader sudah bersiap menghadapi gejolak dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, pergerakan pasar kini wait and see melihat apa yang akan terjadi ke depan.

“Apakah itu situasi kesehatan presiden atau laporan tenaga kerja AS, yang jelas pandemi saat ini masih ada, " papar Anastasia Amoroso, head of cross-asset thematic strategy di JPMorgan Private Bank.

“Ini benar-benar menimbulkan momok pentingnya untuk menyelesaikan stimulus fiskal dan untuk memastikan orang-orang memiliki akses ke tunjangan pengangguran yang meningkat. "

Diagnosis Trump menambah perkembangan suram di soal virus, karena kota besar kembali berubah menjadi hotspot. New York
melaporkan kasus paling baru sejak Mei, sementara London dikatakan berada pada "titik kritis" dengan infeksi yang terus meningkat.

Ribuan PHK minggu ini menunjukkan bagaimana perusahaan masih bertahan bergulat dengan penyesuaian yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

“Selama pemerintah berfungsi seperti biasa, pasar belum tentu panik, ”kata Chris Zaccarelli, chief investment officer for Independent Advisor Alliance.

“Namun, kejadian ini [Trump positif Covid-19] menyoroti bagaimana Covid-19 terus menjadi ancaman bagi ekonomi dan pasar. "

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper