Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Cukup Solid, Ini Prospek Kinerja Indeks Bisnis 27 di Sisa Tahun 2020

Sejauh ini, pergerakan indeks Bisnis-27 menunjukkan tren positif pada periode Maret hingga Agustus.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja positif konstituen menjadi salah satu faktor ketahanan indeks Bisnis-27. Peluang menembus level 500 masih terbuka dengan sejumlah katalis positif. 

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pergerakan indeks Bisnis-27 tidak berbeda jauh dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasalnya, mayoritas penghuni indeks Bisnis-27 merupakan saham-saham big caps dengan kinerja fundamental yang optimal.

Sejauh ini, pergerakan indeks Bisnis-27 menunjukkan tren positif pada periode Maret hingga Agustus.

"Pada September, kinerjanya sedikit turun karena memasuki fase konsolidasi bearish seiring dengan sentimen melonjaknya penyebaran virus corona di Indonesia dan penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," katanya saat dihubungi pada Jumat (2/10/2020).

Menurutnya, ketahanan indeks Bisnis-27 ditopang oleh saham-saham big caps, utamanya pada sektor perbankan, konsumer, dan pertambangan. Kinerja saham seperti BMRI, BBCA, BBNI, INDF, ICBP, dan UNTR dinilai menjadi motor utama.

Ia melanjutkan, indeks ini masih memiliki peluang untuk menembus level 500. Salah satu katalis positif yang dapat membantunya adalah kejelasan vaksin virus corona yang akan mempermudah pemulihan ekonomi.

Selain itu, gelontoran stimulus fiskal dari pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat menjadi sentimen baik apabila realisasinya dapat digenjot lebih jauh. 

Nafan melanjutkan, prospek penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga dapat menggairahkan pasar. Hal ini akan meningkatkan kegiatan bisnis yang sempat terhambat. 

"Kisaran target hingga akhir tahun sebesar 475 hingga 510," katanya. 

Meski demikian, sejumlah sentimen negatif juga berpeluang mengganggu laju indeks Bisnis-27. Nafan menjelaskan, pelemahan ini telah terlihat seiring dengan adanya gelombang kedua penyebaran virus corona yang mengganggu pemulihan ekonomi.

Hal tersebut berimbas pada keadaan ekonomi Indonesia yang telah memasuki masa resesi seperti mayoritas negara-negara di dunia. Sentimen pemilu presiden di AS juga akan menimbulkan volatilitas yang tinggi pada pasar saham, termasuk indeks Bisnis-27.

"Perkembangan indeks manufaktur Indonesia juga akan menentukan, karena angka terakhir memperlihatkan PMI kita turun menjadi 47. Ini akan menimbulkan risiko karena kepercayaan investor akan semakin goyah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper