Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Big Caps Berjatuhan, IHSG Bertekuk Lutut di Akhir Sesi I

Sebanyak 8 dari 10 saham yang memiliki kapitalisasi pasar atau marcap paling besar berjatuhan di akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (2/10/2020).
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 36,35 poin atau 0,73 persen di akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (2/10/2020). Indeks jatuh seiring tekanan aksi jual pada saham-saham berkapitalisasi jumbo atau big caps.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka di level 4.969,245 dan bergerak di rentang 4.931,415 hingga 4.972,823 sepanjang perdagangan sesi pertama. Total transaksi perdagangan mencapai 5,4 miliar lembar dengan nilai Rp3,13 triliun. Investor asing mencatat nilai jual bersih Rp51,46 miliar.

Sebanyak 161 saham menguat, 227 saham melemah, dan 148 saham stagnan pada sesi pertama perdagangan hari ini. Saham-saham big caps menjadi biang kerok penurunan indeks.

Hanya 1 dari 10 saham big caps yang mencetak kenaikan harga. Delapan saham big caps turun dan 1 saham stagnan.

Pelemahan dipimpin PT Bank Central Asia Tbk. yang turun 1,44 persen. Saham BBCA merupakan pemilik kapitalisasi paling besar ri Bursa Efek Indonesia.

Mengekor di belakang BCA adalah tiga saham pelat merah, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

IHSG mampu berkelit dari koreksi lebih dalam berkat penguatan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. yang naik 3,44 persen. Saham induk TPIA, PT Barito Pacific Tbk. juga menguat 1,81 persen. Saham lain yang juga menguat signifikan adalah PT Link Net Tbk sebesar 17,13 persen dan 3,85 persen.

Sementara itu, Bursa Asia bergerak bervariasi. Indeks Topix Jepang dan Shanghai Composite China turun masing-masing 0,11 persen dan 0,20 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea naik sebesar 0,79 persen dan 0,86 persen.

Perdagangan hari ini ditopang oleh sentimen pembicaraan paket stimulus fiskal antara Partai Demokrat dan Partai Republik Amerika Serikat yang belum mencapai kesepakatan. 

Hari ini, DPR AS telah meloloskan rancangan anggaran stimulus dari Partai Demokrat senilai US$2,2 triliun. Selanjutnya, rancangan ini akan dibawa ke lantai Senat AS.

Perhatian investor juga akan tertuju pada rilis terakhir data ketenagakerjaan di AS sebelum pemilu presiden di Negeri Paman Sam pada November mendatang. 

Ribuan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada pekan ini memberi sinyal korporasi masih mencoba menyesuaikan strategi-strategi bisnis untuk bertahan di tengah pandemi.

“Risiko pandemi ini sangat nyata dirasakan. Saat ini, pasar melihat lebih banyak risiko jangka pendek dibandingkan risiko jangka panjang,” kata Joanne Feeney, Partner di Advisors Capital Management LLC,.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper