Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rilis Data Inflasi, Kurs Jisdor Menguat Signifikan ke Rp14.876

Data yang diterbitkan Bank Indonesia menunjukkan, kurs Jisdor hari ini berada di posisi Rp14.876 per dolar AS atau menguat 42 poin dibandingkan dengan posisi kemarin Rp14.918.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah bertengger di level Rp14.876, berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor pada perdagangan hari ini, Kamis (1/10/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia menunjukkan, kurs Jisdor hari ini berada di posisi Rp14.876 per dolar AS atau menguat 42 poin dibandingkan dengan posisi kemarin Rp14.918.

Sementara itu, pada pukul 10.05 WIB, rupiah menguat 0,2 persen atau 30 poin menjadi Rp14.850 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS koreksi 0,21 persen ke level Rp93,686.

Di kawasan Asia, penguatan rupiah beriringan dengan won Korea sebesar 0,57 persen, yuan China naik 0,37 persen, dan ringgit Malaysia tumbuh 0,26 persen.

Pelaku pasar hari ini menantikan rilis data inflasi pada pukul 11.00 WIB. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi IHK September 2020 akan kembali mengalami deflasi sekitar -0,07 persen mtm. Secara year-on-year (yoy), inflasi diperkirakan akan sebesar 1,40 persen. 

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir didorong oleh dolar AS yang masih mengalami tekanan dan dalam tren pelemahan seiring dengan tingginya minat investasi aset berisiko.

“Ada sentimen positif dari data indeks aktivitas manufaktur dan non manufaktur China yang di atas ekspektasi pasar,” ujar Ariston

Portfolio Manager Gradient Investments LLC. Mariann Motagne mengatakan volatilitas pasar akan bertambah tinggi pada Oktober seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu AS.

“Dollar AS akan melanjutkan penguatannya sedikit dan itu merupakan fungsi dari volatilitas di sini, relatif tumbuh dibandingkan mata uang lain tapi sepertinya hanya sementara,” kata Motagne, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (1/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper