Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Harap-Harap Cemas Soal Stimulus, Bursa AS Ditutup Menguat

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,20 poin ke level 27.781,70, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,83 persen dan indeks Nasdaq Composite ditutup naik 0,74 persen.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan rabu (30/9/2020) di tengah penantian investor mengenai putaran baru stimulus pemerintah federal.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,20 poin ke level 27.781,70, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,83 persen dan indeks Nasdaq Composite ditutup naik 0,74 persen.

Penguatan indeks S&P sedikit mereda setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan belum ada kesepakatan mengenai bantuan stimulus untuk pandemi, namun pembicaraan akan terus berlanjut.

Spekulasi bahwa kesepakatan tengah dalam pengerjaan mempertahankan indeks di level tertinggi dalam dua pekan terakir. Di sisi lain, penyeimbangan kembali portofolio pada akhir bulan menambah volatilitas pasar saham.

Investor global juga mengawasi berita mengenai perkembangan vaksin virus corona di tengah langkah terbaru di Washington. Sementara itu, New Jersey melaporkan kenaikan tingkat infeksi di seluruh negara bagian ke level tertinggi dalam beberapa bulan tearakhir.

Di Spanyol, pemerintah memberlakukan pembatasan tambahan di Madrid untuk mengekang penyebaran virus corona.

“Karena virus corona masih bertahan dan sektor ekonomi tertentu masih ditutup, ada kebutuhan terhadap paket stimulus,” kata manajer investasi Aware Asset Management Andrea Roemhildt.

“Pasar hanya menunggu sinyal bahwa (perundingan stimulus) ini mungkin benar-benar selesai,” lanjutnya.

Indeks S&P 500 membukukan penguatan 8,5 persen pada kuartal III/2020, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang membukukan penguatan 20 persen. Namun, capaian ini masih mengesankan mengingat tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper