Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) Ungkap Belum Berencana Produksi Remdesivir

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengungkap bahwa pihaknya memang belum berencana untuk melakukan produksi obat antivirus injeksi tersebut dengan fasilitas produksi sendiri.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan paparan saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan paparan saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Berbeda dengan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) yang sudah berencana untuk memproduksi sendiri obat antivirus Avigan di dalam negeri, emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyatakan masih dalam tahap pemasaran dan pendistribusian obat antivirus Covifor atau Remdesivir.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengungkap bahwa pihaknya memang belum berencana untuk melakukan produksi obat antivirus injeksi tersebut dengan fasilitas produksi sendiri.

“Belum ada pembicaraan kesana karena pabriknya memang ada di Hetero, India. Jadi, kami saat ini belum ada rencana untuk investasi pabrik karena kami saat ini adalah sebagai pemasaran dan distribusi,” ungkap Vidjongtius dalam konferensi pers peluncuran obat antivirus Covifor di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

Dengan demikian, perseroan menyatakan tidak melakukan investasi untuk produksi obat yang akan mulai dipasarkan ke seluruh Indonesia pada hari ini.

Namun, ia mengungkap bahwa perseroan melakukan persiapan anggaran modal kerja untuk pengadaan obat tersebut yang selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Vidjongtius mengatakan bahwa perseroan melakukan kerjasama dengan PT Amarox Pharma Global selaku anak usaha Hetero di India untuk melakukan pemasaran obat mengandalkan jaringan distribusi perseroan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Disebutkannya lagi, pemasaran obat yang sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ini hanya akan dilakukan ke fasilitas kesehatan rumah sakit mengingat pemanfaatannya hanya efektif untuk pasien Covid-19 dengan kondisi yang kritis.

Terkait kapasitas produksi, Amarox menjanjikan bahwa pihaknya selaku perwakilan Hetero di Indonesia akan menyanggupi suplai obat Covifor yang dibutuhkan di dalam negeri. Hal ini mengingat Hetero memiliki kapasitas produksi Covifor yang besar di negara asalnya.

Adapun, Covifor yang tersedia dalam bentuk injeksi ini dinilai mampu menghambat replikasi virus Covid-19 dan diharapkan tidak akan memperparah kondisi pasien kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper