Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni-charm (UCID) Sebut Penjualan Tisu Basah Tumbuh Signifikan

Sekretaris Perusahaan Uni-charm Indonesia Vikry Ahmadi mengungkap bahwa salah satu produk perseroan yang paling diincar konsumen selama masa pandemi Covid-19 adalah tisu basah.
Tisu basah mammy poko, salah satu produk andalan PT Uni-charm Indonesia Tbk. (UCID), Istimewa
Tisu basah mammy poko, salah satu produk andalan PT Uni-charm Indonesia Tbk. (UCID), Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produk sanitari PT Uni-charm Indonesia Tbk. (UCID) mengakui bahwa produk non-diapers memang menyumbang pertumbuhan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dibanding periode sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan Uni-charm Indonesia Vikry Ahmadi mengungkap bahwa salah satu produk perseroan yang paling diincar konsumen selama masa pandemi Covid-19 adalah tisu basah.

“Produk yang menyumbang peningkatan segmen non-diapers salah satunya adalah produk tisu basah yang mengalami pertumbuhan signifikan selama pandemi Covid-19,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (30/9/2020).

Ia menyebutkan pihaknya tentu akan terus mengembangkan produk non-diapers tersebut.

Namun, fokus utama perseroan adalah tetap segmen diapers yang menyumbang pendapatan terbesar bagi emiten yang memproduksi popok dengan jenama MamyPoko tersebut.

“Untuk segmen non diapers kontribusinya terhadap total pendapatan masih di bawah 5 persen,” sambungnya.

Untuk diketahui, pendapatan UCID selama semester pertama tahun ini relatif stabil dengan penurunan tipis 2,04 persen secara year-on-year menjadi Rp4,12 triliun.

Adapun berdasarkan segmentasinya, produk diapers mengalami pertumbuhan negatif ditandai dengan penurunan pendapatan 3,23 persen secara year-on-year menjadi Rp3,93 triliun.

Sebaliknya, produk non-diapers mengalami pertumbuhan positif yakni dengan kenaikan pendapatan 31,17 persen secara yoy menjadi Rp190,67 miliar.

Di samping itu, laba bersih yang dapat diatribusikan perseroan selama periode tersebut dapat bertumbuh menjadi Rp190 miliar, naik 23,45 persen dibanding periode semester pertama tahun lalu.

Lebih lanjut, Vikry menyebutkan perseroan belum bisa banyak berkomentar mengenai target pendapatan dan laba bersih hingga akhir tahun ini mengingat periode buku kuartal tiga tahun ini belum berakhir.

“Untuk pertumbuhan tahun ini juga sangat tergantung dari kondisi perekonomian dan kompetisi pasar sendiri. Masih sangat sulit untuk memperkirakan dari kondisi yang tidak pasti saat ini,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper