Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Koperasi Mitra Dharma Satya Nusantara (DSNG) Peroleh Pinjaman Rp202 Miliar

Kelima koperasi kemitraan tersebut adalah Koperasi Min Sun Lekut, Koperasi Gerdabang Agri Center, Koperasi Harapan Baru, Koperasi Sawitan Surya, dan Koperasi Usaha Baru.
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk Andrianto Oetomo memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan  (RUPST), di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk Andrianto Oetomo memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. melalui lima koperasi kemitraannya memperoleh pinjaman senilai Rp202 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk. Pinjaman ini untuk refinancing terhadap pengembangan perkebunan kelapa sawit di Muara Wahau, Kalimantan Timur.

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengatakan bahwa pinjaman Bank Mandiri kepada lima koperasi mitra perseroan merupakan pinjaman langsung dari perbankan kepada pihak koperasi. Anak usaha emiten berkode saham DSNG selaku perusahaan inti dari koperasi mitra tersebut hanya bertindak sebagai avalis.

Adapun, kelima koperasi kemitraan tersebut adalah Koperasi Min Sun Lekut, Koperasi Gerdabang Agri Center, Koperasi Harapan Baru, Koperasi Sawitan Surya, dan Koperasi Usaha Baru.

Total area perkebunan kelapa sawit milik koperasi tersebut mencapai 2.600 hektare yang berlokasi di sekitar area perkebunan perseroan di Muara Wahau, Kalimantan Timur.

Andrianto menjelaskan, pinjaman tersebut merupakan perwujudan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah untuk menyokong perekonomian kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19 dan memiliki tenor 5 tahun dengan suku bunga sekitar 9,5 persen per tahun.

“Pinjaman kepada koperasi kemitraan tersebut menunjukkan adanya kepercayaan dari pihak perbankan nasional dengan sistem kemitraan yang dijalankan Perseroan bersama masyarakat yang dilandaskan pada kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan,” ujar Andrianto seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (27/8/2020).

Dana pinjaman nantinya digunakan untuk melunasi utang koperasi mitra plasma terhadap anak usaha perseroan atas biaya pembangunan perkebunan plasma. Dengan demikian, adanya pengembalian dana dari koperasi tersebut akan menurunkan net gearing level DSNG.

Di sisi lain, Andrianto menjelaskan bahwa hingga saat ini perseroan terus menjalankan penuh pengembangan sekaligus pendanaan skema perkebunan rakyat yang melibatkan petani kecil di sekitar wilayah operasi dengan mengikuti standar operasi dan prosedur yang sama dengan perkebunan inti. Hal itu dilakukan agar petani dapat mengelola kebun sesuai dengan standar dan sertifikasi yang telah diterapkan.

Selain itu, perseroan juga melakukan pembinaan seperti memfasilitasi peningkatan praktek transparansi dan akuntabilitas koperasi petani kemitraan dengan mendorong pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT), memberikan pelatihan dan konsultasi manajemen keuangan, fasilitasi kepatuhan asuransi sosial pekerja dan kesehatan yang terkait dengan badan kesehatan dan jaminan.

Adapun, hingga 30 Juni 2020, jumlah lahan tertanam DSNG mencapai 112.450 hektare, dengan luas perkebunan plasma mencapai 27.884 hektare atau sekitar 33 persen dari keseluruhan total kebun inti.

Per Desember 2019, jumlah produksi TBS DSNG mencapai 2,2 juta ton, di mana jumlah pasok TBS dari kebun plasma mencapai 339.400 tons. Jumlah koperasi yang terlibat dalam rantai pasok DSNG hingga akhir 2019 mencapai 75 koperasi.

“Kami memiliki komitmen untuk melibatkan masyarakat dalam mata rantai usaha industri kelapa sawit yang kami jalankan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan kami dengan memampukan dan memberdayakan petani kecil di sekitar area perkebunan,” papar Andrianto.

Sebelumnya, DSNG telah mendapatkan kepercayaan dari &Green, suatu yayasan berkedudukan di Belanda yang mengelola investasi finansial yang berdampak lingkungan dan berfokus pada pembiayaan produksi komoditas yang berkelanjutan, di mana salah satu persyaratannya adalah Environmental and Social Action Plan, dengan pelibatan masyarakat yang konstruktif dan dinamis dalam industri yang dijalankan.

Pinjaman senilai US$30 juta yang berjangka waktu 10 tahun tersebut mensyaratkan perseroan untuk berkomitmen pada pengimplementasian kebijakan No Deforestation, No Peat and No Exploitation (NDPE) di seluruh grup dan rantai pasokannya, termasuk petani kecil, selambat-lambatnya mulai tahun 2025.

“Kami menyadari akan tanggung jawab kami untuk tidak saja menghasilkan kinerja usaha yang baik, tetapi juga ikut memberikan dampak yang positif terhadap ekosistem yang mendukung usaha kami,” jelas Andrianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper