Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Depan, IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan

Sentimen dari perkembangan vaksin virus corona dan pengumuman lanjutan dari kebijakan stimulus di Amerika Serikat akan menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG
Karyawati beraktivitas di sekitar logo PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup pada zona hijau setelah melemah selama empat hari berturut-turut pada pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks menguat 2,13 persen atau 103,03 poin ke level 4.945,791 pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (25/9/2020). Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 4.848,025 hingga 4.949,3030.

Sepanjang hari ini, nilai transaksi mencapai Rp7,3 triliun. Adapun investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp829,6 miliar. 

Jika merunut lebih jauh, selama sepekan terakhir, indeks memang masih berada pada zona merah dengan koreksi sebesar 2,24 persen.

Selama sepekan terakhir, nilai transaksi di pasar saham mencapai Rp33,8 triliun. Adapun nilai jual bersih investor asing mencapai Rp2,51 triliun.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan sentimen vaksin Covid-19 menjadi salah satu pendorong penguatan IHSG pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.

“Apalagi dibarengi dengan pesan yang disampaikan pihak Menteri BUMN yang juga mengatakan vaksin akan tersedia lebih cepat, akhirnya mendorong penguatan emiten farmasi yang juga akhirnya mendorong IHSG ke zona hijau,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (25/9/2020).

Di sisi lain, pengumuman lanjutan dari kebijakan stimulus yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat juga menjadi faktor pendorong mengingat investor tidak perlu melakukan konsolidasi portofolio terkait prospek ekonomi Amerika Serikat yang akan didorong stimulus lanjutan.

Ia juga menilai pergerakan indeks acuan masih akan menguat pada awal perdagangan pekan depan sejalan dengan rilis data manufaktur PMI (purchasing manufacturing index) yang diproyeksikan  berlanjut ke level ekspansif seperti pada periode awal September.

Adapun, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan net sell asing yang masih tinggi selama beberapa terakhir sebenarnya dipengaruhi oleh kekhawatiran global akibat gelombang kedua dari penyebaran Covid-19 di beberapa negara.

Meskipun demikian, berdasarkan analisa teknikal, ia meyakini adanya potensi penguatan lanjutan pergerakan IHSG menuju ke area resistance atau level yang membatasi kenaikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper