Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melesat, Harga Emas Anjlok 1 Persen ke US$1800-an

Pada perdagangan Rabu (23/9/2020) pukul 13.45 WIB, harga emas koreksi 1,13 persen atau 21,4 poin menjadi US$1.878,81 per troy ounce.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia anjlok seiring dengan penguatan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia anjlok seiring dengan penguatan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami pelemahan meninggalkan level US$1.900 per troy ounce di tengah melejitnya dolar AS.

Pada perdagangan Rabu (23/9/2020) pukul 13.45 WIB, harga emas koreksi 1,13 persen atau 21,4 poin menjadi US$1.878,81 per troy ounce.

Harga emas anjlok dari level pembukaan US$1.900,21 per troy ounce, dan semakin menjauh dari level puncak pada Agustus 2020 di level US$2.075,47 per troy ounce.

Adapun, harga emas Comex kontrak Desember 2020 turun 1,37 persen atau 26,2 poin menuju US$1.881,4 per troy ounce.

Indeks dolar AS terpantau naik 0,17 persen atau 0,158 poin menuju 94,146. Ini menjadi level tertinggi sejak Juni 2020.

Pelemahan harga emas diproyeksi masih bakal melanjutkan pelemahan seiring dengan investor yang lebih tertarik mengoleksi dolar sembari menunggu kebijakan fiskal AS.

Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan perkembangan pandemi Covid-19 di beberapa negara Eropa yang kembali memberlakukan lockdown seharusnya memberikan sentimen yang positif terhadap emas, tapi nyatanya malah dolar yang menguat.

“Dan ini kasarnya kembali ke situasi normal, ketika dolar menguat, emas tertekan. Kenapa dolar menguat? Karena langkah Powell [Kepala The Fed] belum jelas, jadi sambil menunggu investor beralih ke dolar,” jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (22/9/2020).

Seperti diketahui, Selasa ini Kepala bank Sentral AS atau The Fed Jerome Powell akan tampil di hadapan anggota parlemen, yang mana fokus sidang kemungkinan akan jatuh pada kebijakan fiskal terutama jelang Pemilu AS.

Suluh mengatakan di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut investor akan cenderung lebih nyaman memegang mata uang greenback sebagai aset safe haven mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper