Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Koreksi 1,31 Persen, Tertekan Aksi Jual Asing dan Resesi Ekonomi

Pada penutupan perdagangan Selasa (22/9/2020), IHSG koreksi 1,31 persen atau 65,27 poin menuju 4.934,09. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 4.978.44 - 4.919,11.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,31 persen seiring dengan berlanjutnya aksi jual asing dan resesi ekonomi Indonesia.

Pada penutupan perdagangan Selasa (22/9/2020), IHSG koreksi 1,31 persen atau 65,27 poin menuju 4.934,09. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 4.978.44 - 4.919,11.

Terpantau 123 saham menguat, 305 saham melemah, dan 147 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp6,87 triliun dengan net sell investor asing sejumlah Rp632,50 miliar.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpapar net sell paling besar, yakni Rp411,1 miliar. Saham BBCA pun anjlok 2,77 persen atau 775 poin menuju Rp27.250.

Dalam konferensi pers APBN Kita September virtual Selasa (22/9/2020), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan minus 2,9 persen—1,0 persen pada kuartal III/2020. Angka itu direvisi dari proyeksi sebelumnya minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 dari Menteri Keuangan semakin menekan IHSG pada sesi kedua. Sektor perbankan menurutnya akan mengalami tekanan.

“Kalau perekonomian susah pasti kredit akan banyak yang macet dan butuh restrukturisasi. Likuiditas bank akan terganggu,” paparnya kepada Bisnis, Selasa (21/9/2020).

Tekanan IHSG tidak hanya berasal dari kabar revisi pertumbuhan ekonomi. Sentimen negatif The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Files yang menyeret sejumlah perbankan juga menekan pergerakan indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper