Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citra Marga (CMNP) Bidik Rp3,6 Triliun Lewat Rights Issue dan Penerbitan Waran

aksi korporasi tersebut merupakan alternatif pendanaan yang paling baik untuk membiayai proyek perseroan yang sedang dijalankan pada masa pandemi Covid-19.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten solusi infrastruktur PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. membidik penggalangan dana dari pasar modal senilai Rp3,16 triliun lewat Penawaran Umum Terbatas (PUT).

Aksi korporasi tersebut terdiri dari Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue serta penerbitan waran.

Berdasarkan keterbukaan informasi, emiten bersandi saham CMNP itu memilih PUT tahap II sebagai alternatif pendanaan yang paling baik untuk membiayai proyek yang sedang dijalankan pada masa pandemi Covid-19.

“Perkiraan dana hasil PMHMETD adalah sebesar Rp3,16 triliun yang terdiri dari PMHMETD sebesar Rp1,39 triliun dan waran 1 sebesar Rp1,77 triliun,” tulis manajemen CMNP, seperti dikutip pada Jumat (18/9/2020).

Adapun, pemegang saham pengendali disebut berkomitmen penuh untuk mengambil bagian dalam PUT II. 

Selain itu, PT Raja Berkah Tentram sebagai pembeli siaga juga siap menyerap saham yang ditawarkan lewat rights issue.

CMNP mengatakan dana hasil HMETD akan digunakan seluruhnya dalam jangka waktu 2 tahun.

Sementara dana hasil penerbitan warran I akan digunakan menyesuaikan dengan dana yang diterima perseroan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan warran I. Perseroan mencatat harga pelaksanaan warran 1 senilai Rp980 per lembar warran.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, tercatat total aset CMNP senilai Rp15,63 triliun naik 1,16 secara year-on-year (yoy) dari posisi sebelumnya Rp15,45 triliun.

Sementara itu, total ekuitas tercatat senilai Rp8,29 triliun naik 4,80 persen yoy dari sebelumnya Rp7,91 persen.

Dari sisi pendapatan dan laba, perseroan membukukan penurunan pendapatan sebesar 21,93 persen yoy menjadi Rp1,21 triliun dari Rp1,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan pun menyeret turun laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 28,98 persen yoy menjadi Rp268,02 miliar dari sebelumnya Rp377,39 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper