Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen The Fed Belum Berlalu, Wall Street Kembali Anjlok

Indeks S&P 500 terpantau turun 1,01 persen pada pukul 20.56 WIB. Adapun indeks Nasdaq Composite dan Dow Jones Industrial Average masing-masing turun 1,01 persen dan 0,32 persen.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok dua hari beruntun seiring dengan tanda-tanda pemulihan ekonomi secara bertahap. Hal itu turut menambah kecemasan investor terhadap rencana stimulus.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 dibuka lebih rendah, terseret oleh penurunan saham di sektor teknologi, consumer, dan energi. Adapun indeks Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi juga turun.

Indeks S&P 500 terpantau turun 1,01 persen pada pukul 20.56 WIB. Adapun indeks Nasdaq Composite dan Dow Jones Industrial Average masing-masing turun 1,01 persen dan 0,32 persen.

Pasar saham global telah surut usai Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell menyoroti risiko pemulihan dalam keputusan bank sentral dalam pertemuan terakhir sebelum pemilihan presiden AS pada 3 November 2020.

"Pemulihan telah berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan secara umum. (Namun) jalan ke depan masih sangat tidak pasti,” kata Powell dalam pidatonya.

Powell mengatakan pemulihan ekonomi global tidak akan berlanjut tanpa adanya stimulus fiskal lebih lanjut. Dia juga menekankan, dalam beberapa pekan terakhir bahwa pemulihan AS sangat bergantung pada kemampuan negara dalam mengendalikan virus corona.

"Pesona stimulus The Fed masih ada, tapi pasar merasa agak lesu," ujar Yousef Abbasi, ahli strategi pasar global di StoneX seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (17/9/2020).

“Apakah ini hanya sedikit masalah FOMC atau  menandakan tanda-tanda hilangnya kepercayaan pada kebijakan Fed? Mungkin terlalu dini untuk yang terakhir - tetapi itu adalah skenario yang perlu dipantau secara ketat hingga akhir tahun," tuturnya.

Saham teknologi turun sebanyak 2 persen di Eropa setelah Apple Inc dan Facebook Inc juga anjlok Rabu (16/9/2020) malam. PRodusen mobil merosot setelah data menunjukkan penjualan mobil Eropa anjlok hampir seperlima pada Agustus.

Semua mata kini tertuju pada gubernur bank sentral dan peran mereka dalam menopang perekonomian yang belum pulih dari guncangan virus corona. 

Bank of England mengatakan mereka sedang menjajaki suku bunga negatif untuk melawan risiko yang sedang berlangsung ke pasar tenaga kerja. Pemungutan suara menghasilkan keputusan mempertahankan suku bunga utama mereka di 0,1 persen.

Sebelumnya, Bank of Japan juga mempertahankan target pembelian aset dan imbal hasil obligasi pada tempatnya.

"Data sentimen konsumen dan gambaran ketenagakerjaan masih mencerminkan pemulihan ekonomi yang rapuh," kata Matt Miskin, co-chief investment strategist di John Hancock Investments.

Dia menambahkan, kebijakan moneter ada batasnya. Dukungan fiskal yang minim di sisi lain meninggalkan risiko yang signifikan dalam proses pemulihan.

Gedung Putih mengisyaratkan bersedia untuk meningkatkan penawaran dalam pembicaraan dengan Partai Demokrat. Selain itu, anggota Senat Partai Republik harus ikut serta untuk menyepakati stimulus dalam 7 hingga 10 hari ke depan.

Berikut perkembangan pasar terkini : 

Saham

  • Indeks S&P 500 turun 1,6 persen menjadi 3.333,36 pada pukul 9:33 waktu New York, terendah dalam lebih dari seminggu.
  • Dow Jones Industrial Average turun 1,3 persen menjadi 27.667,31, penurunan pertama dalam seminggu.
  • Indeks  turun 2 persen menjadi 10.834,97, terendah dalam lima minggu
  • Indeks Nasdaq 100 turun 2,2 persen menjadi 11.012,04, terendah dalam lima minggu dan penurunan terbesar dalam lebih dari seminggu.
  • Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,9 persen menjadi 369,75, penurunan pertama dalam seminggu 

Mata Uang

  • Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,1 persen menjadi 1,165.93, kenaikan pertama dalam seminggu.
  • Euro turun 0,2 persen menjadi $ 1,1794, terlemah dalam lebih dari seminggu.
  • Yen Jepang terapresiasi 0,3 persen menjadi 104,61 per dolar, terkuat dalam sekitar enam bulan.

Obligasi

  • Imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun empat basis poin menjadi 0,66 persen
  • Imbal hasil obligasi AS 30-tahun turun lima basis poin menjadi 1,41 persen
  • Imbal hasil obligasi Jemran 10-tahun turun dua basis poin menjadi -0,50 persen

Komoditas

  • Minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,8 persen menjadi $ 39,81 per barel.
  • Emas terdepresiasi 1,1 persen menjadi $ 1.936.55 per ounce, terlemah dalam lebih dari seminggu 
  • Tembaga turun 0,6 persen menjadi $ 3,04 per pon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper