Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Jadi Bursa dengan IPO Terbanyak di Asia Tenggara

Per 16 September 2020, sudah ada 46 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (tengah) didampingi Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna (kanan) dan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Risa E. Rustam memberikan keterangan pada paparan publik perusahaan di Jakarta, Rabu (26/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (tengah) didampingi Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna (kanan) dan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Risa E. Rustam memberikan keterangan pada paparan publik perusahaan di Jakarta, Rabu (26/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi bursa di Asia Tenggara yang mencatatkan aksi korporasi berupa penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) terbanyak sepanjang tahun ini.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan bahwa digitalisasi berperan penting dalam merealisasikan kegiatan edukasi kepada calon emiten yang akan bergabung dalam daftar perusahaan terbuka. Dia menambahkan sejak awal tahun hingga kemarin, sudah ada 46 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI

“Hal ini patut disyukuri karena Indonesia masih menjadi bursa dengan IPO terbanyak di ASEAN. Angka ini akan terus bertambah mengingat masih terdapat lima calon perusahaan yang sedang dalam proses melakukan penawaran umum,” ungkapnya dalam webinar bersama MNC Sekuritas pada Kamis (17/9/2020).

Disebutkannya hingga akhir Agustus 2020, BEI sudah menjalankan lebih dari 3.500 kegiatan edukasi secara online dengan jumlah hampir 800.000 orang. Hal ini dianggapnya tidak mungkin dilakukan dengan pertemuan fisik.

“Selama masa PSBB ini, BEI tidak menghentikan operasional maupun layanan ke publik termasuk kegiatan edukasi kepada calon investor apalagi calon emiten melalui pemanfaatan teknologi dan media digital,” sambungnya.

Sepanjang tahun ini melalui digital platform, peningkatan investor di pasar modal Indonesia tercatat naik 26 persen menjadi lebih dari 3,1 juta investor. Inovasi untuk kemajuan pasar modal Indonesia dianggap sebagai alasan pertumbuhan angka investor tersebut. 

“Sejak mengimplementasikan scripless trading di dua dekade yang lalu, Bursa Efek Indonesia sudah mengandalkan teknologi informasi untuk menyediakan layanan kebursaan yang prima bagi seluruh stakeholder sekarang bisa mengakses pasar modal secara digital melalui internet,” terangnya.

Lebih lanjut, Inarno mengatakan pihaknya terus meningkatkan platform teknologi informasi untuk dapat meningkatkan literasi pasar modal dan perlindungan investor.

Pihaknya optimis dengan hal tersebut pasar modal Indonesia bisa bangkit seiring dengan langkah strategis yang dicanangkan oleh pemerintah dan otoritas di jasa keuangan dalam menangani dampak pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper