Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Logam Melonjak, Kapuas Prima (ZINC) Lirik Bijih Besi

PT Kapuas Prima Coal Tbk. kembali membuka wacana untuk melakukan produksi bijih besi dalam negeri seiring dengan kondisi pasar komoditas yang telah bergerak naik sejak Juli 2020.
Smelter timbal PT Kapuas Prima Coal Tbk./kapuasprima.co.id
Smelter timbal PT Kapuas Prima Coal Tbk./kapuasprima.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Kapuas Prima Coal Tbk., kembali melirik diversifikasi portofolio, merambah komoditas bijih besi seiring dengan harga komoditas itu yang terus menanjak.

Direktur Kapuas Prima Coal Hendra William mengatakan bahwa melihat pasar komoditas secara umum yang telah bergerak naik sejak Juli 2020, perseroan kembali membuka wacana untuk melakukan produksi bijih besi dalam negeri.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (17/9/2020) hingga pukul 12.14 WIB harga bijih besi untuk kontrak Oktober 2020 di bursa Singapura berada di level US$117,76 per ton, terkoreksi 1,55 persen.

Pada awal pekan ini, Senin (14/9/2020), harga sempat menyentuh rekor tertinggi di level US$125,64 per ton. Selain itu, sepanjang tahun berjalan 2020 harga bijih besi telah bergerak menguat hingga 36,79 persen.

“Tentunya hal ini [diversifikasi ke bijih besi] jika dapat terealisasi dapat memberikan nilai tambah yang positif bagi perseroan ke depannya,” ujar Hendra seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (17/9/2020).

Adapun, emiten berkode saham ZINC itu juga tengah menyiapkan dana hingga US$3-4 juta per tahun untuk pengembangan dan eksplorasi lahan perusahaan.

Hendra menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil karena besarnya pangsa pasar dan sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan usaha perseroan dengan memastikan cadangan yang cukup untuk jangka panjang.

Saat ini,  luas tambang yang memproduksi logam dasar yang terdiri atas konsentrat Timbal (Pb), konsentrat Seng (Zn) dan Perak (Ag) milik emiten berkode saham ZINC itu sebesar 5.569 hektare dengan area yang baru diproduksi baru sebesar 390 hektare.

Selain itu, jumlah sumber daya ZINC per Agustus 2020 yang telah mengacu pada standar Joint Ore Reserves Committee (JORC) mencapai 23,33 juta ton, berhasil naik dari data sebelumnya pada 2018 sebesar 14,44 juta ton.

“Adapun, potensi sumberdaya dan cadangan ZINC sendiri masih cukup besar karena sampai saat ini perseroan baru berproduksi di lahan seluas 390 hektare, atau sekitar 7 persen dari total luas IUP yang dimiliki,” ujar Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper