Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Mobil Baru 0 Persen, Emiten Otomotif Punya Harapan

Sejumlah emiten otomotif optimistis penerapan relaksasi pajak dapat meningkatkan penjualan.
Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk Rico Adisurja Setiawan didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja  perusahaan usai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Selasa (7/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk Rico Adisurja Setiawan didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan usai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Selasa (7/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten otomotif PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. menaruh harapan kepada usulan relaksasi pajak mobil baru.

Corporate Secretary Tunas Ridean Dewi Yunita merespons secara positif usulan relaksasi pajak mobil baru. Kebijakan itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

“Untuk tren [penjualan] kuartal III/2020 sudah memperlihatkan peningkatan dibandingkan dengan pada awal pandemi,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (16/9/2020).

Emiten berkode saham TURI itu melaporkan pendapatan turun 34 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,45 triliun pada semester I/2020. Sejalan dengan kondisi itu, laba bersih yang dibukukan turun 65 persen secara tahunan menjadi Rp107 miliar per 30 Juni 2020.

Direktur Utama Tunas Ridean Rico Setiawan mengatakan penurunan laba bersih pada semester I/2020 disebabkan oleh melemahnya kontribusi dari bisnis otomotif, bisnis pembiayaan, dan bisnis sewa. Kondisi itu menurutnya akibat kondisi perdagangan yang tidak menentu terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

TURI melaporkan pasar mobil nasional turun 46 persen menjadi 260.933 unit pada semester I/2020. Dalam periode yang sama, penjualan mobil baru grup turun 39 persen menjadi 14.234 unit.

Di lain pihak, Investor Relations Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Yosef menyatakan menyambut baik dan mendukung usulan relaksasi pajak kendaraan baru yang diajukan oleh Menteri Perindustrian. Apalagi, kebijakan itu dikeluarkan di tengah kondisi penyebaran pandemi Covid-19.

Yosef mengatakan sektor otomotif termasuk yang berdampak langsung dengan adanya pandemi Covid-19 pada 2020. Dengan demikian, setiap kebijakan pemerintah yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat tentu menjadi hal positif dan membantu memperbaiki kinerja industri otomotif secara nasional.

“Perseroan meyakini kebijakan relaksasi pajak ini jika diterapkan dapat menstimulus daya beli yang akhirnya meningkatkan permintaan dimana harga beli kendaraan baru menjadi lebih terjangkau bagi pelanggan,” jelasnya.

Dia menilai kebijakan itu dapat menjaga tren positif penjualan mobil yang mulai meningkat sejak PSBB dilonggarkan pada Juni 2020. Emiten berkode saham CARS itu optimistis apabila relaksasi pajak mobil baru segera diterapkan akan menjaga momentum perbaikan permintaan hingga akhir 2020.

Emiten berkode saham CARS itu melaporkan pendapatan Rp2,24 triliun pada semester I/2020. Realisasi itu turun 39,13 persen dari Rp3,68 triliun per 30 Juni 2019.

Kontribusi pendapatan dari segmen otomotif tercatat senilai Rp1,69 triliun pada 30 Juni 2020. Posisi itu turun 40,28 persen dari Rp2,83 triliun periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper