Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Belum Berlalu, Trafik Penumpang Garuda Indonesia (GIAA) Turun 72 Persen

Per Agustus 2020, Garuda Indonesia melaporkan penurunan trafik penumpang 72 persen dibandingkan Agustus 2019. Trafik kargo juga turun 50 persen secara tahunan.
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona yang masih berlangsung menyebabkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami penurunan trafik penumpang. Laba bersih perusahaan pun diproyeksikan menurun hingga lebih dari 70 persen.

Berdasarkan penjelasan perusahaan terkait dampak pandemi virus corona dari laman Bursa Efek Indonesia pada Rabu (16/9/2020), Garuda Indonesia telah melakukan penyesuaian operasi seiring dengan terjadinya perubahan tingkat permintaan yang diperkirakan akan berlangsung lebih dari tiga bulan.

Manajemen menjelaskan, penyesuaian tersebut berdampak pada penurunan trafik baik untuk penumpang maupun kargo diangkut masing-masing sebesar 72 persen dan 50 persen dibandingkan dengan tahun lalu. 

Perseroan juga melaporkan terjadinya penurunan produksi domestik sebesar 55 persen dan internasional sebesar 88 persen dari tahun lalu.

“Penyesuaian operasional ini berkontribusi sekitar 51 persen hingga 75 persen dari total pendapatan perusahaan,” demikian penjelasan manajemen.

Penyesuaian ini juga mempengaruhi pemenuhan kewajiban pokok utang perusahaan. Tercatat GIAA memiliki kewajiban senilai US$2,43 miliar.

“Kami memperkirakan laba bersih pada 2020 akan terkoreksi hingga 75 persen,” jelas manajemen GIAA.

Di sisi lain, pandemi virus corona juga membuat perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 146 karyawan. Penundaan take home pay (THP) sebesar 10 persen hingga 50 persen juga dilakukan pada 5.989 dari 7.341 karyawan perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit semester I/2020, GIAA membukukan penurunan pendapatan usaha 58,18 persen secara year on year (yoy) menjadi US$917,28 juta per 30 Juni 2020.

Maskapai pelat merah itu membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$712,73 juta atau setara dengan Rp10,19 triliun pada semester I/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper