Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Siap Dukung Konsolidasi Hotel BUMN

Rencana konsolidasi hotel milik BUMN merupakan bagian dari kebijakan Kementerian BUMN dalam menata ulang bisnis perusahaan pelat merah. BUMN disebut perlu kembali ke bisnis inti sehingga lini bisnis di luar bisnis inti mereka perlu diatur ulang.
Pesawat Airbus A330-900neo milik Garuda Indonesia di Hanggar 2 GMF AeroAsia, Rabu (27/11/2019) malam./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Pesawat Airbus A330-900neo milik Garuda Indonesia di Hanggar 2 GMF AeroAsia, Rabu (27/11/2019) malam./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA — Lima badan usaha milik negara (BUMN) menandatangani nota kesepahaman untuk mengkonsolidasikan lini bisnis hotel milik masing-masing. Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalisasi hotel milik BUMN.

Kelima perusahaan pelat merah tersebut adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Hotel Indonesia Natour (Persero)/HIN, PT Pertamina (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., dan PT Pegadaian (Persero).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyambut positif rencana konsolidasi tersebut. Ia menyatakan, emiten penerbangan berkode saham GIAA tersebut siap mengikuti arahan Kementerian terkait dan membantu proses pembentukan holding hotal pelat merah itu.

“Kami akan selalu support kebijakan ini dengan upaya apapun yang dapat dilaksanakan,” katanya saat dihubungi pada Selasa (15/9/2020).

Hotel-hotel yang dimiliki oleh GIAA berada dibawah naungan anak usahanya, yakni PT Aero Wisata. Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1973 yang melayani konsumen pada bidang logistik, pariwisata, perhotelan, layanan makanan di dalam pesawat, serta transportasi.

Dilansir dari laman resmi perusahaan, hotel pertama milik Aero Wisata resmi didirikan pada 1974. Hotel-hotel milik Aero Wisata menawarkan pelayanan khas Indonesia. Adapun jenama hotel dibawah Aero Wisata dibagi menjadi tiga jenis.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan BUMN perlu kembali ke core business masing-masing sehingga lini bisnis di luar bisnis inti mereka perlu diatur ulang, termasuk bisnis perhotelan.

“Hotel-hotel milik BUMN memiliki lokasi yang sangat strategis, sehingga jika kita bisa fokus memberikan pelayanan yang baik maka sangatlah mungkin hotel milik BUMN ini menjadi kebanggaan Indonesia,” ujarnya

Konsolidasi ini merupakan bagian dari langkah transformasi dalam rangka menjadikan BUMN sebagai institusi bisnis yang efisien dan sebagai global player, yang mana kementerian akan merampingkan BUMN yang semula berjumlah 142 BUMN, saat ini menjadi 107, dan selanjutnya ditargetkan akan menjadi 40 BUMN.

“Hotel-hotel milik BUMN akan dikonsolidasikan sehingga diharapkan dapat menjadi lebih efisien dan kompetitif serta mampu bersaing dengan industri perhotelan di dalam dan di luar negeri,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper