Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hampir KO karena Sentimen PSBB Jakarta, Rupiah Berbalik Menguat

Nilai tukar rupiah berhasil menguat menjelang penutupan perdagangan hari ini, Senin (14/9/2020). Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berhasil mengakhiri perdagangan di zona hijau setelah sempat dikhawatirkan terjerumus ke level Rp15.000 per dolar AS seiring dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang lebih ketat di DKI Jakarta.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah hari ini, Senin (14/9/2020) parkir di level Rp14.880 per dolar AS, menguat tipis 0,067 persen atau 10 poin. Nilai tukar rupiah berhasil menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Padahal, pada pekan lalu rupiah terancam kembali turun ke level Rp15.000 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan Jumat (11/9/2020) rupiah parkir di level 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.890 per dolar AS. Posisi tersebut merupakan yang terlemah sejak 12 Mei 2020 sebesar Rp14.905 per dolar AS.

Secara umum, selama sepekan terakhir rupiah sudah melemah 0,96 persen, sekaligus menjadi mata uang  terlemah di Asia. Selain rupiah, ringgit Malaysia dan dolar Singapura juga melemah masing-masing 0,1 persen dan 0,26 persen.

Sementara itu, baht Thailand, yen  Jepang dan yuan China terpantau menguat masing-masing 0,29 persen, 0,07 persen, dan 0,12 persen.

Ahli Strategi Pasar IG Asia di Singapura Jingyi Pan mengatakan bahwa mata uang negara berkembang di Asia, termasuk rupiah, berhasil menguat bersamaan dengan pasar ekuitas regional seiring dengan optimisme pasar terkait vaksin Covid-19.

Hal itu telah mendorong minat investor untuk kembali berpihak kepada aset-aset berisiko. Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,3 persen ke level 93,054.

“Sementara fluktuasi pasar AS tetap menjadi faktor utama dalam mendorong pergerakan nilai tukar di Asia, perkembangan vaksin, dan perbedaan perkembangan kasus positif Covid-19 juga memainkan peran penting,” ujar Pan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (14/9/2020).

Selain itu, pasar juga tengah menantikan keputusan Federal Reserve pada pekan ini terkait kebijakan moneternya untuk menghadapi ancaman perlambatan ekonomi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper