Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebound 3 Bulan Sirna dalam Dua Hari, Itulah Saham BBCA

Saham Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tersungkur ke bawah level 30.000. Padahal, saham BCA kembali ke level 30.000 tiga bulan setelah menyentuh titik nadir di akhir Maret 2020.
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perlahan sudah berhasil meninggalkan level psikologis 4.700 pada perdagangan hari, Jumat (11/9/2020), saham perbankan masih saja menjadi sasaran jual asing.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.37 WIB, IHSG perlahan menguat dengan hanya terkoreksi 0,99 persen ke level 4.843,03, sementara saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih dibuang oleh asing. 

Saham BBCA berada dalam posisi zona merah dengan pelemahan 2,32 persen ke level Rp28.375. Sepanjang awal perdagangan hari ini, BBCA berada di rentang harga Rp28.100 hingga Rp29.025.

BBCA terpantau menjadi saham yang paling banyak diperjualbelikan dari semua anggota indeks dengan nilai transaksi mencapai angka Rp1,11 triliun. 

Di samping itu, BBCA juga menjadi saham dengan nilai jual bersih asing terbesar hingga awal perdagangan hari ini dengan nilai sebesar Rp612,65 miliar.

Berdasarkan besaran transaksinya, 58,9 persen transaksi saham BBCA dipegang oleh investor asing dengan aksi beli terbesar dilakukan oleh broker Macquarie Sekuritas Indonesia dan aksi jual terbesar oleh UBS Securities Indonesia.

Adapun, ini saham BBCA sudah mengalami koreksi selama tiga kali beruntun. Koreksi terdalam saham BBCA terjadi pada Kamis (10/9/2020), dengan pelemahan 6,97 persen ke level Rp29.050, hingga terkena auto reject bawah atau ARB. 

Padahal, pada Rabu (9/9/2020), saham BBCA masih berada di level Rp31.225, terkoreksi 1,42 persen. Sepanjang seminggu terakhir saham BBCA sudah melemah 11,05 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, titik terendah saham BCA tercatat pada 23 Maret 2020 di level Rp22.150. Saham BCA baru menyentuh level Rp30.000 pada 8 Juli 2020 atau tiga bulan. Rebound itu seolah sirna sejak penurunan tajam pada perdagangan kemarin dan dilanjutkan pada sesi pertama hari ini.

Pelemahan saham BBCA tak lepas dari sentimen penguncian kembali wilayah DKI Jakarta yang diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disampaikan pada Rabu (9/9/2020) lalu.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya mengatakan, sektor yang paling terpukul dalam hal pendapatan ketika Jakarta kembali menerapkan PSBB penuh salah satunya adalah bank.

Selama PSBB penuh terakhir (April-Juni 2020), sektor yang mengalami total arus keluar bersih asing terbesar salah satunya adalah emiten-emiten perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper