Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok, Investor Asing Kabur dari Asia Tenggara

Pelaku pasar tampak khawatir pelemahan indeks saham di Indonesia akan membuat investor asing khawatir menempatkan dananya di kawasan Asean.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan tajam indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini membangkitkan kenangan buruk yang menimpa pasar saham secara regional pada awal tahun ketika pandemi Covid-19 merebak. 

Analis menilai market crash di Indonesia turut mengganggu persepsi investor asing terhadap bursa kawasan Asean. Pasalnya, tidak ada yang menduga bahwa ekonomi terbesar di Asean akan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Harga saham di Asia Tenggara turun berbarengan dengan pelemahan IHSG hari ini. Pelaku pasar tampak khawatir pelemahan indeks saham di Indonesia akan membuat investor asing khawatir menempatkan dananya di kawasan Asean.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, investor asing telah membawa dana US$17 miliar keluar dari pasar modal Asia Tenggara tahun ini. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dalam sedekade terakhir.

Head of Consumer Equity Reseacrh Tellimer Nirgunan Tiruchelvam memperkirakan pasar saham di Asia Tenggara secara umum dan Indonesia secara khusus akan terus turun mulai hari ini.

 "Bahkan investor yang paling berhati-hati pun tidak akan menduga bahwa PSBB akan kembali diberlakukan," kata Tiruchelvam seperti dikutip Bloomberg, Kamis (10/9/2020).

Adapun, bursa Asia Tenggara yang sepi akan emiten teknologi telah keluar dari radar investasi asing tahun ini. 

Seperti diketahui, perusahaan tercatat di bursa Asean didominasi oleh perusahaan sektor siklikal. Di sisi lain, penguatan indeks saham di AS dan China di masa pandemi ini telah ditopang oleh perusahaan teknologi.

Tiruchelvam menambahkan bahwa valuasi saham di Asean yang sudah terlalu murah juga tidak akan terlalu menarik investor asing untuk masuk.

Namun demikian, penemuan vaksin virus corona diharapkan mampu mengangkat kinerja emiten sektor siklikal tadi.

Strategist IG Asia Pte. Jingyi Pan mengatakan crash di bursa Indonesia hari ini menambah kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi dan kondisi keuangan secara umum.

Pasar saham di Asia Tenggara terpantau sudah turun lebih dari 20 persen tahun ini, atau kawasan dengan performa pasar modal paling buruk di dunia. Adapun, IHSG melemah 22,35% sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper