Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Sebut PSBB Picu Ketidakpastian IHSG, BEI Bilang Begini

Indeks harga saham gabungan (IHSG) harus mendarat di zona merah setelah terkoreksi 257,92 poin atau 5,01 persen ke level 4.891,46 pada akhir perdagangan Kamis (10/9). 
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta.

Airlangga, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) menghadapi ketidakpastian karena pengumuman Gubernur DKI Jakarta tadi malam.

"Kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin. Karena hari ini indeks [IHSG] masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI [Anies Baswedan] tadi malam sehingga indeks pagi ini sudah [turun] di bawah 5.000," tegas Airlangga, dalam acara Kadin, Kamis (10/9/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) harus mendarat di zona merah setelah terkoreksi 257,92 poin atau 5,01 persen ke level 4.891,46 pada akhir perdagangan Kamis (10/9). 

Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan karena indeks amblas 5 persen pada pukul 10:36 waktu JATS. Tercatat, hanya 36 saham yang menguat sementara sisanya 455 terkoreksi dan 213 stagnan pada sesi perdagangan Kamis (10/9/2020).

Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan koreksi IHSG yang terjadi hari ini merupakan hal yang wajar sebagai reaksi pasar terhadap rencana penerapan PSBB total untuk wilayah DKI Jakarta.

“Wajar reaksi pasar terhadap PSBB ini. Dan memang [PSBB] sepertinya diperlukan untuk menjaga tingkat penularan Covid-19,” katanya, Kamis (10/9/2020)

Seperti diketahui, pada Rabu (9/9) malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat dan menerapkan kembali PSBB. Selain itu, ganjil-genap untuk kendaraan akan ditiadakan.

Anies memutuskan untuk melakukan PSBB kembali setelah melihat jumlah yang terpapar Covid-19 terus meningkat. Di sisi lain ketersediaan tempat tidur ruang isolasi dan ICU semakin menipis.

PSBB kembali berlaku pada 14 September mendatang. Kapasitas transportasi umum juga dibatasi menjadi setengah dari jumlah maksimal.

Meskipun melemah, Airlangga mengatakan sebagian besar indeks saham sektoral dan nilai tukar rupiah masih menunjukkan penguatan dibandingkan posisi awal April lalu. Saat itu dunia usaha terhenti akibat pandemi Covid-19.

Airlangga mengatakan bahwa dibandingkan posisi awal April, kinerja indeks saham sektoral mengalami penguatan selain sektor properti, perumahan, dan konstruksi.

“Sementara dari sisi pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap US$ juga mengalami apresiasi 9,73 persen dibandingkan dengan posisi 1 April 2020,” ujarnya.

Airlangga menjelaskan bahwa industri dasar dan kimia naik sebesar 28,91 persen. Aneka industri 26,24 persen dan pertanian 33,70 persen.

Kemudian keuangan 20,94 persen, pertambangan 20,96 persen, barang konsumen 19,25 persen, infrastruktur juga transportasi 8,37 persen dan perdagangan, jasa, serta investasi 7,46 persen.

“Sedangkan properti, perumahan, dan konstruksi mengalami kontraksi 10,14 persen,” jelasnya.

Airlangga menuturkan di Asia, penguatan mata uang Indonesia merupakan tertinggi kedua dibandingkan Australia. Negeri Kangguru mengalami apresiasi 15,39 persen sementara Tanah Air 9,73 persen. Sedangkan negara lainnya berkisar di bawah 5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper