Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uji Vaksin Covid-19 Tersendat, Bursa Asia Babak Belur

Pada Rabu (9/9/2020), seluruh indeks di wilayah Asia mencatatkan koreksi di pada penutupan perdagangan hari ini.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Asia tak mampu mengimbangi kekhawatiran investor terhadap tersendatnya pembuatan vaksin untuk virus corona dan harus ditutup di zona merah.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (9/9/2020), seluruh indeks di wilayah Asia mencatatkan koreksi di pada penutupan perdagangan hari ini. Indeks S&P/ASX 200 Australia tenggelam 2,15 persen dan parkir di kisaran 5.878,60.

Sementara itu, indeks Topix Jepang juga ikut tergelincir ke posisi 1.605,40 atau turun 0,96 persen dibandingkan penutupan perdagangan Selasa Kemarin. Bursa Kospi Korea Selatan juga terkoreksi 1,09 persen pada level 2.375,81.

Selanjutnya, indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau turun 1,19 persen ke level 24.330,5 serta indeks Shanghai Composite China ambles 1,61 persen di kisaran 3.262,96.

Penurunan ini mengikuti bursa Amerika Serikat yang terdampak aksi jual para investor. Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melemah 1,98 persen ke level 27.576,33 pada awal perdagangan, sementara indeks S&P 500 merosot 2,02 persen.

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite yang didominasi oleh emiten dari sektor teknologi merosot hingga 2,97 persen ke level 10.977,66, menyusul pelemahan saham-saham dari sektor tersebut karena investor melepas kepemilikan saham.

Saham Tesla Inc. anjlok 15 persen setelah setelah dimasukkan dalam indeks S&P 500 dan sekarang turun lebih dari 25 persen pada bulan September. Seluruh 11 sektor pada indeks S&P 500 melemah.

Pada perdagangan hari ini, investor terus mencermati fluktuasi pasar yang terjadi dalam beberapa hari belakangan. Tren ini dapat menjadi sinyal adanya pemulihan dalam beberapa waktu atau awal dari anjloknya saham global.

Saat ini, para pelaku pasar tengah aktif mencari aset-aset sage haven. Hal tersebut berimbas pada turunnya tingkat imbal hasil dan penguatan nilai dolar AS.

“Hingga saat ini belum dapat diketahui apakah ini akan menjadi fase bottoming out, kemungkinan adanya volatilitas dalam beberapa waktu ke depan masih cukup terbuka,” ujar Laila Pence, Presiden Pence Wealth Management.

Investor juga terus memantau perkembangan vaksin untuk virus corona. AstraZeneca telah menunda pengujian tahap 3 vaksinnya karena reaksi buruk pada salah satu subjek tesnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper