Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terus Menguat, Bagaimana Prospek Saham TPS Food (AISA)?

Kenaikan saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dinilai sebagai bentuk aksi spekulasi pelaku pasar menyusul rencana aksi korporasi perseroan.
TPS Food/tigapilar.com
TPS Food/tigapilar.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) kembali mencatatkan kenaikan harga saham selama tiga hari beruntun selang pengumuman bahwa perseroan akan menggelar aksi korporasi untuk menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement maksimal Desember 2020.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Jumat (4/9/2020), Direktur Utama TPS Food Lim Aun Seng mengatakan perseroan akan melakukan private placement dengan menerbitkan 6 miliar saham seri B dengan haga pelaksanaan Rp210. Jumlah saham yang diterbitkan setara 55,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

"PT Pangan Sejahtera Investama (Pasti), yang merupakan salah satu pemegang saham AISA, akan mengambil bagian atas penerbitan saham baru seri B dalam PMTHMETD," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.

Sebagai informasi, PT Pangan Sejahtera Investama adalah pemegang saham dominan AISA dengan kepemilikan saham sebesar 1,56 miliar unit saham atau 32,78 persen dari saham yang beredar yang dimiliki perseroan.

Dengan aksi korporasi ini, emiten bersandi saham AISA itu akan mendapat dana segar Rp1,26 triliun dari aksi private placement tersebut. Penambahan modal tersebut menurut perseroan akan membuat ekuitas naik 186 persen dari negatif Rp1,32 triliun menjadi positif Rp1,13 triliun.

Secara teknikal, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan volume transaksi saham AISA selama 3 hari pertama pembukaan sahamnya memang cenderung kecil sekali.

“Saat (harga sahamnya) naik, volume transaksi besarnya hanya nampak di tanggal 4 September kemarin,” ungkap Herditya kepada Bisnis, Senin (7/9/2020).

Dengan begitu, sekuritas memperkirakan pengumuman private placement yang akan dilakukan oleh emiten AISA dalam waktu dekat kemungkinkan menimbulkan aksi spekulatif dari para pelaku pasar.

“Kalau untuk mengalami uptrend sih belum terlihat ya, karena ini baru beberapa hari setelah unsuspend,” sambungnya.

Dengan begitu, Herditya tidak memberikan target harga untuk saham AISA karena cenderung bersifat spekulatif.

Senada, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama memberikan rekomendasi wait and see saham AISA.

Menurutnya, pergerakan harga saham AISA masih belum berhasil menembus MA 20 dan bahkan MA 200. MA adalah moving average atau rata-rata pergerakan harga. MA 20 berarti rata-rata pergerakan 20 hari/sesi perdagangan.

“Untuk level resistance AISA saya tetapkan di level 450. (Pergerakan saham AISA) memang ada hubungannya dengan sentimen private placement,” ungkap Nafan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham AISA saat ini memang terendah sejak tahun 2007. Pada penutupan perdagangan, Senin (7/9/2020), harga saham AISA ditutup menguat 10,38 persen atau 22 poin ke level Rp234. Pada hari ini, saham AISA memang paling banyak ditransaksikan oleh broker Mirae Asset Sekuritas.

Setelah mengalami penguatan harga saham selama tiga hari beruntun, saham AISA terpantau mengalami kenaikan sebesar 49,04 persen sepanjang sepekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper