Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BUMI dan Grup Bakrie Bangkit dari Rp50, Ada Apa?

Berdasarkan data Bloomberg, hingga sesi I perdagangan Kamis (3/9/2020) harga saham emiten berkode efek BUMI itu berhasil naik 10 persen ke level Rp55.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bumi Resources Tbk., berhasil kembali bangkitbergerak ke atas level Rp50 pada perdagangan Kamis (3/9/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga sesi I perdagangan Kamis (3/9/2020) harga saham emiten berkode efek BUMI itu berhasil naik 10 persen ke level Rp55, setelah berbulan-bulan menetap dengan nyaman di level terendah Rp50.

Bahkan, pada pukul 09.25 WIB harga saham BUMI sempat menguat ke level Rp57. Total transaksi saham BUMI sebesar Rp182,67 miliar dan paling banyak ditransaksikan melalui PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Director and Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan bahwa kenaikan harga saham itu kemungkinan berasal dari spekulasi perkembangan positif dari perseroan.

Seperti rencana untuk menggenjot kinerja anak usaha PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) seiring dengan prospek emas yang berkilau tahun ini.

Selain itu, status IUPK sebagai kelanjutan dari perpanjangan PKP2B yang dalam waktu dekat diharapkan disetujui oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral sehingga memberikan sinyal positif terhadap kepastian keberlanjutan usaha perseroan.

“Secara keseluruhan, prospek BUMI dalam jangka menengah memang terlihat menarik, dengan mengupayakan untuk menstabilkan kapasitas produksi batubara pada 100 juta ton per tahun, menurunkan biaya produksi, dan refinancing utang dengan biaya yang lebih rendah,” ujar Dileep kepada Bisnis, Kamis (3/9/2020).

Dia juga menjelaskan bahwa emiten Grup Bakrie itu juga telah memiliki rencana investasi hilirisasi batu bara melalui proyek gasifikasi dan pengembangan pembangkit listrik oleh anak usaha PT Kaltim Prima Coal.

BUMI juga tengah berupaya mengkatalisasi output yang lebih tinggi dari anak usaha di bidang kontraktor pertambangan PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) dan meningkatkan nilai termasuk kemitraan strategis di Pendopo, di bawah manajemen multinasional yang dinamis termasuk CIC dan CDB.

“Kami yakin harga saham kami saat ini sangat rendah nilainya, setelah kami memperoleh status IUPK dan seiring dengan peningkatan pasar dan peningkatan harga batu bara, kami yakin dapat mempercepat pembayaran hutang, mengoptimalkan struktur permodalan kami sehingga meningkatkan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan,” papar Dileep.

Di sisi lain, saham Grup Bakrie yang juga menghuni jajaran saham di level Rp50 berhasil tersulut dan bergerak ke atas level itu.

Pada perdagangan yang sama, BRMS berada di level Rp55. Adapun, pada perdagangan Selasa (1/9/2020) BRMS berhasil terapresiasi 18 persen ke Rp59.

Sementara itu, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) berada di level Rp63 dan sempat mendapatkan autor reject atas (ARA) pada perdagangan Rabu (2/9/2020) naik 34 persen ke level Rp67.

Senasib, PT Bakrie Sumatera Tbk. (UNSP) juga berada di level Rp97. Pada perdagangan kemarin, Rabu (1/9/2020), UNSP juga mengalami ARA, naik 34 persen.

Namun demikian, anak usaha di bidang kontraktor pertambangan tidak dapat memanfaatkan momentum untuk bangkit dari level terendah dan masih menetap di level Rp50.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper