Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Turun di Paruh Pertama, Bagaimana Prospek Saham Waskita Karya (WSKT)?

Mirae Asset Sekuritas menurunkan target harga saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk.menjadi Rp750 dari sebelumnya Rp775. Sekuritas tetap memberikan rekomendasi beli (buy) untuk saham WSKT.
Gerbang Tol Brebes Barat, Jalan Tol Pejagan-Pemalang. Jalan tol ini sepanjang 57,5 kilometer ini dikelola oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road. Jalan tol ini juga merupakan 1 dari 18 ruas tol yang konsesinya dimiliki Waskita Karya./wtr.co.id
Gerbang Tol Brebes Barat, Jalan Tol Pejagan-Pemalang. Jalan tol ini sepanjang 57,5 kilometer ini dikelola oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road. Jalan tol ini juga merupakan 1 dari 18 ruas tol yang konsesinya dimiliki Waskita Karya./wtr.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk meskipun mencatatkan penurunan kinerja apda paruh pertama 2020. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael dalam laporannya pada Kamis (3/9/2020) menyebutkan, WSKT tetap menyandang rating beli untuk sahamnya. Namun, target harga emiten konstruksi ini diturunkan menjadi Rp750 dari sebelumnya Rp775.

Menurutnya, kerugian yang dibukukan WSKT pada semester I/2020 sudah diperkirakan oleh pasar. Meskipun telah diekspektasi secara luas, rugi bersih yang dicatatkan lebih buruk dari perkiraan karena margin kotor sektor konstruksi turun secara signifikan dari 18,5 persen di kuartal I/2020 menjadi 5,8 persen pada kuartal II/2020.

Dengan demikian, margin kotor dan operasi konsolidasi turun masing-masing menjadi 13,3 persen dan 7,2 persen secara yoy di semester I/2020. Hal ini membuat Mirae memangkas margin kotor untuk tahun 2020 dan 2021 menjadi 15,1 persen dan 18,1 persen  serta juga margin operasi menjadi masing-masing 9,1 persen dan 12,6 persen.

“Proyeksi rugi bersih untuk tahun 2020 akan meningkat dari Rp285 miliar menjadi Ro669 miliar dan laba bersih pada 2021 berkurang dari Rp314 miliar menjadi Rp294 miliar,” demikian kutipan laporan tersebut

Saat ini, WSKT tengah melakukan sejumlah upaya deleveraging atau mengurangi utang seperti mengurangi belanja modal, mengurangi eksposur terhadap proyek dengan skema turnkey, dan restrukturisasi utang.

“Dengan adanya rencana penerbitan obligasi sebesar Rp3,5 triliun, kami perkirakan total utang WSKT hingga akhir 2020 adalah senilai Rp69 triliun,” demikian kutipan laporan tersebut.

Sementara itu, rencana divestasi jalan tol yang dilakukan WSKT juga akan mendatangkan dana segar bagi perusahaan. Joshua memperkirakan divestasi 30 persen kepemilikan ruas tol Bekasi – Cakung – Kampung Melayu (Becakayu) akan rampung pada September 2020 dan menghasilkan dana Rp154 miliar.

Untuk ruas tol Cibitung-Cilincing, ia memperkirakan proses divestasi dapat diselesaikan pada Desember 2020. Dari pelepasan kepemilikan ini, WSKT diperkirakan akan meraup penerimaan Rp75 miliar.

Selain itu, WSKT juga akan melakukan divestasi pada proyek jalan tol yang sudah beroperasi penuh melalui skema pertukaran aset (asset swap) pada November 2020 yang diyakini akan mengurangi beban hingga Rp21 triliun. Dari upaya tersebut, WSKT diproyeksikan menerima dana di kisaran Rp1 triliun hingga Rp1,2 triliun.

Pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (3/9/2020), saham WSKT ditutup melemah 10 poin atau 1,55 persen ke posisi 635. Saham WSKT bergerak di rentang 630-655 sepanjang perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper