Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korporasi Ramai-Ramai Galang Dana di Pasar Modal

Sebanyak 9 perusahaan tengah melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada akhir Agustus 2020 hingga pekan pertama September 2020.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet korporasi mengeksekusi penggalangan dana lewat pasar modal pada awal September 2020. Tren suku bunga rendah serta kondisi pasar yang mulai kondusif membuat emisi saham baru dan penerbitan surat utang kembali menjadi pilihan.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sembilan perusahaan tengah melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada akhir Agustus 2020 hingga pekan pertama September 2020. Calon penghuni baru Bursa Efek Indonesia (BEI) itu siap melakukan pencatatan perdana pada bulan ini dengan estimasi total penggalangan dana senilai Rp1,20 triliun.

PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk. menjadi salah satu calon emiten yang telah menggelar penawaran umum pada 31 Agustus 2020—1 September 2020. Perseroan menawarkan 160 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp300 atau dengan estimasi hasil IPO Rp48 miliar.

PT Victoria Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi IPO Kurniamitra Duta Sentosa mengklaim aksi korporasi perseroan mendapatkan respons positif dari pasar. Hal itu tecermin dari penawaran yang masuk dalam penawaran umum.

“Permintaan oversubscribed 1,26 kali dari total penawaran,” ujar Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia R.A. Wisnu Widodo saat dimintai konfirmasi Bisnis, Rabu (2/9/2020).

Widodo mengatakan kelebihan permintaan dapat menjadi gambaran kondisi pasar. Artinya, minat dan serapan investor terhadap saham IPO masih baik.

Direktur Utama Kurniamitra Duta Sentosa mengatakan IPO ditempuh sebagai bagian transformasi dan melanjutkan pertumbuhan setelah hampir 20 tahun menjalankan bisnis di bidang food services. Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Di sisi lain, PT RHB Sekuritas Indonesia juga akan membawa PT Grand House Mulia Tbk. untuk melantai di BEI pada September 2020. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 157,50 juta lembar dengan harga pelaksanaan Rp380.

Presiden Direktur PT RHB Sekuritas Indonesia Iwanho mengungkapkan kondisi ekonomi baik global maupun domestik sudah lebih baik pada semester II/2020. Dengan kondisi fundamental Grand House Mulia yang baik, pihaknya percaya diri mengantarkan perseroan untuk melakukan pencatatan perdana pada awal September 2020.

“Permintaan yang masuk sejauh ini melebihi penawaran [oversubscribed],” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (2/9/2020).

Iwanho mengungkapkan investor ritel kini melihat kondisi pasar lebih baik. Oleh karena itu, saham IPO tetap dilirik oleh para pelaku pasar.

“Kondisi makro juga membaik sehingga mereka percaya diri masuk ke pasar modal,” imbuhnya.

Selain penggalangan dana melalui IPO, ada sekitar delapan perseroan juga sedang melakukan penawaran umum obligasi pada awal September 2020. Total dana yang dihimpun ditargetkan hingga Rp8,05 triliun.

Corporate Finance Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Eka Setya Adrianto mengungkapkan permintaan yang masuk untuk Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I Tahun 2020 mencapai Rp2,7 triliun. Jumlah itu melebihi nilai yang ditawarkan perseroan sebanyak-banyaknya Rp2 triliun.

Alhamdulillah [oversubscribed] dengan waktu bookbuilding relatif terbatas,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (2/9/2020).

Adri menjelaskan bahwa penerbitan obligasi senilai Rp2 triliun terdiri atas empat seri. Kupon yang dibanderol untuk tiap seri yakni 7,9 persen tenor 3 tahun, 8,25 persen untuk tenor 5 tahun, 8,6 persen untuk tenor 7 tahun, dan 9 persen untuk tenor 10 tahun.

Pricing tersebut cukup baik di tengah situasi seperti ini,” jelasnya.

Di lain pihak, Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Helmy Yusman Santoso menilai saat ini kondisi pasar obligasi rupiah cukup kondusif. Menurutnya, cost of fund sudah baik dari sisi emiten dan cukup menguntungkan dari sisi investor.

“Kami optimistis bisa mendapatkan dana sesuai target,” tuturnya.

Seperti diketahui, Tower Bersama Infrastructure akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2020. Instrumen itu memiliki jumlah pokok Rp700 miliar dan ditawarkan pada 2-3 September 2020.

 

Momentum

 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan tren suku bunga rendah dimanfaatkan oleh sebagai korporasi untuk menggalang dana di pasar modal. Penurunan kupon surat utang negara (SUN) juga menjadi salah satu alasan penerbitan obligasi.

Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia parkir di level 6,911 persen pada Rabu (2/9/2020) pukul 17:27 WIB. Posisi itu turun cukup dalam setelah sempat menyentuh level 8,00 persen pada Maret 2020.

“Untuk rate, mereka harus bersaing ketat dengan rate SUN maupun korporai lain. Investor sekarang cukup hati-hati pada kala ketidakpastian pasar yang masih tinggi,” paparnya.

Ramdhan menambahkan ketersediaan dana di pasar masih cukup baik. Kondisi itu seiring dengan pertumbuhan dana kelolaan reksa dana, pensiun, dan asuransi.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menuturkan sumber pendanaan dari pasar modal masih lebih prospektif dibandingkan dengan perbankan. Pasalnya, bank masih menahan kredit baru karena permintaan restrukturisasi mencapai 20 persen hingga 25 persen.

“Penerbitan obligasi mulai mendapatkan momentum dengan alternatif yield rendah di produk bank dan obligasi pemerintah,” jelasnya.

Secara terpisah, Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ryan Kiryanto mengungkapkan keinginan korporasi untuk menggalang dana di pasar modal meningkat. Jumlah emiten baru yang melantai di BEI mencapai 32 hingga 25 Agustus 2020.

Ryan mengatakan penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp63,7 triliun sepanjang tahun berjalan hingga 25 Agustus 2020. Jumlah itu menurutnya masih bisa terus tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper