Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Cetak Rekor Lagi, Bursa Asia Tancap Gas

Indek S&P/ASX 200 Australia memimpin pergerakan positif pasar Asia dengan penguatan 1 persen.
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia dibuka dengan hasil positif menyusul hasil di pasar Amerika Serikat yang kembali mencatatkan rekor kenaikan harian tertinggi yang ditopang oleh saham perusahaan teknologi.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (2/9/2020), indek S&P/ASX 200 Australia memimpin pergerakan positif pasar Asia dengan penguatan 1 persen. Menyusul di belakangnya adalah indeks Kospi Korea Selatan yang menghijau 0,4 persen.

Tren positif juga berlanjut di Jepang dengan indeks Topix yang bergerak naik 0,2 persen. Adapun indeks berjangka S&P 500 turut menguat sebesar 0,2 persen hingga pukul 09.08 waktu Tokyo, Jepang.

Pasar global terus mengalami kenaikan seiring dengan optimisme investor terkait dukungan pemerintah dan bank sentral dalam upaya pemulihan ekonomi dunia.

Pekan lalu, The Federal Reserve (The Fed) menyatakan akan mempertahankan kebijakannya yang semakin meningkatkan keyakinan para investor.

“Saat ini, prospek pasar saham masih sangat baik. Namun, dari perspektif makro, masih banyak faktor-faktor yang belum diketahui seperti dampak perkembangan virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi global ke depannya,” jelas Candice Bangsund, Portfolio Manager of Global Asset Allocation di Fiera Capital Corp

Sementara itu, indeks manufaktur Amerika Serikat yang mengalami kenaikan menunjukkan tanda pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona. Hal ini terjadi setelah China merilis data ekspor yang juga menunjukkan tren kenaikan.

Pada kabar perkembangan pandemi virus corona, negara bagian Texas mempertimbangkan untuk membuka kembali kegiatan bisnis untuk pekan depan.

Sedangkan, New York City menunda tahun ajaran baru sekolah selama hampir dua minggu setelah para guru mengancam mogok kerja bila pemerintah setempat tidak menyiapkan protokol kesehatan dan keamanan yang memadai.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, perekonomian AS sangat membutuhkan stimulus fiskal tambahan untuk dapat pulih dari dampak pandemi virus corona.

Untuk itu, ia pun tengah berdiskusi dengan Ketua DPR AS dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, untuk mengupayakan paket stimulus yang mandek di DPR AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper