Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Sumsel Melesat Pada Awal September

Harga karet di Sumatra Selatan untuk kadar karet kering atau KKK 100 persen hingga 40 persen tercatat mengalami kenaikan dalam mengawali Bulan September 2020.
Petani memanen getah karet di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat  31 Januari 2020. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 31 Januari 2020. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, PALEMBANG - Harga karet di  Sumatra Selatan untuk kadar karet kering atau KKK 100 persen hingga 40 persen tercatat mengalami kenaikan dalam mengawali Bulan September 2020.

Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga untuk KKK (kadar karet kering) 100% hampir menyentuh Rp17.000 per kilogram, yakni senilai Rp16.902 per kg.

Sementara untuk KKK 70% senilai Rp11.831 per kg, KKK 60% senilai Rp10.141 per kg, KKK 50% senilai Rp8.451 per kg dan harga KKK 40% senilai Rp6.761 per kg. 

Harga tersebut, untuk KKK 100%  dan 50% misalnya meningkat 6,5% dibandingkan harga periode 31 Agustus 2020.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan terdapat sejumlah faktor yang menguatkan harga komoditas andalan provinsi itu.

“Dari sisi hulu, negara produsen lain, yakni Thailand sedang musim hujan yang berakibat pasokan karet alam turun,” katanya, Selasa (1/9/2020).

Rudi melanjutkan kenaikan harga minyak dunia dan komoditas lainnya turut mendongkrak harga karet alam.

“Di samping juga penjualan mobil di China terus menguat sejak bulan Juli 2020 sehingga ikut membuat permintaan karet alam meningkat,” katanya.

Bahkan, kata Rudi, sentimen positif pasar setelah berhasilnya uji klinis tahap III  Vaksin Covid-19 di banyak negara juga menjadi pemicu penguatan harga karet.

Namun demikian, dia menerangkan, masih ada beberapa faktor yang dapat melemahkan harga karet alam.

“Kenaikan harga karet ini tetap dibayangi ketegangan politik antara Amerika Serikat dan China masih menjadi faktor risiko,” katanya,

Selain itu, ancaman resesi ekonomi di banyak negara produsen ban dapat membuat turunnya daya serap karet alam asal Sumsel.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper